“Sayangnya, masyarakat dengan gejala tersebut terbilang sedikit, karena 80 persen pasien tidak menunjukkan gejala penyakit,” ujar Legros.

“Itulah sebabnya kami menyarankan negara-negara untuk tidak melakukan skrining di bandara pada pasien. Arab Saudi tidak melakukannya. Secara teknis percuma saja,” tambahnya.

PBB menyalahkan pihak yang berperang di Yaman dan sekutu internasionalnya, termasuk Arab Saudi, dalam memicu wabah kolera selama 11 minggu, yang membuat jutaan orang kelaparan dan terhalangnya akses bantuan.

WHO telah meluncurkan program perawatan darurat berdasarkan sisa-sisa sistem kesehatan Yaman yang hancur untuk mencoba dan menangkap kasus wabah baru lebih awal dan menghentikan penyebaran penyakit secara eksplosif.

Jumlah dari kasus terbaru terus meningkat sekitar 6000 per hari, namun jumlah kematian tampaknya melambat secara dramatis, demikian menurut analis Reuters terhadap data WHO.

Tingkat kematian telah merosot dari 20-49 orang dalam beberapa pekan terakhir menjadi rata-rata 9 orang per hari dalam enam hari terakhir.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby