Jakarta, Aktual.com – Situs militer dunia Global Fire Power menempatkan peringkat militer Indonesia tahun 2022 setingkat lebih baik dari militer Jerman. Tahun ini, Indonesia naik ke urutan 15 dunia dari 140 negara, dan menggeser posisi angkatan bersenjata Jerman .

Global Fire Power mengungkapkan bahwa keunggulan militer Indonesia ini berasal dari segi sumber daya manusia maupun sistem persenjataan. Menurut Kasum TNI Letjen Purnawirawan Suryo Prabowo, kekuatan suatu militer negara tidak bisa diadukan atau diranking.

“Tapi kalau diperbandingkan iya. Mereka punya ini kita punya ini. Tapi, diranking siapa nomor satu, dua, tiga, itu non sense,” ujar Suryo Prabowo saat diwawancarai wartawan Minggu (23/1).

Menurutnya, membuat peringkat kekuatan militer itu adalah sesuatu yang yang sangat-sangat tidak mudah. Peringkat kekuatan militer tidak bisa dibuat seperti halnya peringkat kualitas kesebelasan sepakbola, peringkat petinju, peringkat basket karena kita tentara tidak pernah di pertandingkan.

Kasum TNI Letjen purnawirawan Suryo Prabowo kemudian memberikan ilustrasi bagaimana cara dalam melihat kekuatan militer suatu negara. Pertama, pengalaman perang.

Menurutnya, pengalaman perang Jerman dengan pengalaman perang Indonesia lebih banyak dan lebih besar pengalaman yang dialami oleh tentara Jerman.

Yang kedua, Jerman tergabung dalam Pakta Pertahanan NATO sementara Indonesia tidak punya.

“Jerman punya teman sekarang ini ya namanya Nato dia tinggal di Uni Eropa Indonesia temannya? ya kita non-blok tidak punya Pakta Pertahanan,” kata Suryo Prabowo.

Karena menurutnya, zaman sekarang tidak ada lagi perang antar satu negara melawan satu negara,  umumnya satu negara lawan banyak negara atau banyak negara melawan banyak negara.

Dan yang ketiga, anggaran militernya. Menurut Suryo Prabowo hal ini dapat dilihat dari komitmen negara membangun kekuatan militernya.

“Jerman menyisihkan 1,6% PDB nya, sedangkan pemerintah Indonesia hanya menyisihkan 0,8 dari PDB nya di sini komitmen saja sudah kita kalah” ujarnya.

Kemudian dari nominal angka anggaran belanja pertahanan Jerman itu lima kali lipat dari nominal anggaran belanja pertahanan Indonesia. Dan kalau anggaran pertahanan Indonesia dibagi jumlah prajurit lebih memprihatinkan lagi.

“Jadi di catatan saya, tentara Jerman itu satu orang dialokasikan anggaran sebesar 278.000   US dolar kita hanya 22.000 US dolar”

Jadi dalam berbagai aspek Indonesia kalah. Belum lagi teknologi senjata kita jelas kalah. Kemudian kemandirian. Menurutnya, membuat senjata militer apa saja angkatan darat laut udara Jerman itu sudah bisa mandiri. “Indonesia pisau dapur aja liat di mall tidak ada yang buatan Indonesia”. Kemudian lagi daya tahan. “Kita hanya tahan berperang 3½ hari dari dukungan logistik bahan bakar, amunisi. Dan tentunya teater perang kita mau perang dimana”.

“Jadi saya mempertanyakan (peringkat militer) Global Power,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah