Jakarta, Aktual.com — Takwa bermakna engkau menjadikan antara dirimu dan azab Allah SWT sebuah tameng darinya, yang menjaganya dari kehancuran dan kebinasaan, serta menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Takwa adalah wasiat Allah SWT dari orang-orang yang terdahulu dan yang akan dating. Allah SWT berfirman (yang artinya), “ Dan sungguh kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, ‘Bertakwalah kepada Allah SWT’.” (QS An Nisa (4;131))
Para Rasul berwasiat kepada kaumnya dengan takwa. Allah SWT berfirman (yang artinya): “Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul, ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘mengapa kamu tidak bertakwa?’.” (QS. As Syu’ra (26); 105-106).
Sebenarnya, takwa adalah sebaik-baik perbekalan seorang Hamba, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Allah SWT (yang artinya), “Berbekallah kalian! Sesungguhnya sebaik-baik perbekalan adalah takwa. Dan, bertakwa kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS Al Baqarah (2) 197).
Orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT merupakan para Wali Allah dan tergolong manusia yang paling mulia. Allah SWT berfirman (yang artinya): “Ingatlah, sesungguhnya Wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS Yunus (10) 62-63).
Belajar dari kasus di atas, hendaknya seorang Muslim selalu bertakwa kepada Allah SWT, ketika sendiri maupun bersama banyak orang, ketika tersembunyi maupun terang-terangan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Bertakwalah kepada Allah SWT di mana saja kamu berada.”
Artinya, bagaimanapun keadaanmu, di mana pun kamu berada, Ibnu Rajab berkata,” Kesimpulannya bertakwa kepada Allah SWT dalam keadaan tersembunyi/ sunyi adalah tanda kesempurnaan iman.” (Jami ul-ulum wal hikam 1/4010)
Artikel ini ditulis oleh: