Bengkulu, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu mencatat, kurun Januari hingga November 2016 terjadi 206 kali bencana alam di wilayah ini yang merenggut korban jiwa sebanyak 23 orang.
“Korban jiwa mencapai 23 orang dengan jenis bencana tertinggi adalah longsor,” kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Husni Mahyudin di Bengkulu, Kamis (22/12).
Dia mengatakan, 206 kali bencana alam itu melanda seluruh wilayah Provinsi Bengkulu secara merata dengan kerugian material mencapai Rp5,6 miliar. Dari 206 bencana alam terebut, longsor menempati jenis bencana terbanyak mencapai 77 kali dan banjir sebanyak 44 kali.
Bencana alam lainnya berupa gempa bumi sebanyak 12 kali, gelombang ekstrem atau abrasi dan angin puting beliung serta kebakaran rumah. Wilayah yang paling tinggi jumlah kejadian bencana ditempati Kabupaten Rejang Lebong disusul Kabupaten Kaur dan Kabupaten Kepahiang.
Bentuk kerugian material akibat bencana alam tersbut berupa kehilangan rumah, lahan pertanian, perkebunan dan kerusakan jalan raya dan fasilitas umum lainnya.
Menurut Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bengkulu Ali Akbar, bencana alam yang melanda daerah ini dominan diakibatkan aktivitas manusia atau disebut bencana antropogenik.
“Hanya gempa bumi yang merupakan bencana alam murni, sisanya adalah bencana akibat aktivitas destruktif manusia,” kata dia.
Berbagai aktivitas dan industri ekstraktif yang membuat daya dukung lingkungan terus menurun antara lain pertambangan batu bara dan perkebunan skala besar.
Bencana longsor dan banjir yang tinggi menunjukkan kondisi kawasan hutan yang menjadi tangkapan air telah terdegradasi cukup parah.
Mengutip data Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, seluas 231 ribu hektare hutan Bengkulu telah beralih fungsi. Pemulihan kawasan lindung sebagai daerah tangkapan air menjadi salah satu solusi mengatasi tingginya bencana antropogenik di wilayah ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu