Semarang, Aktual.com – Kisah hidup Ganjar Pranowo sangat menginspirasi banyak kalangan. Kisah hidup Ganjar Pranowo dinilai penuh perjuangan untuk mencapai kondisi yang mapan dan sukses.
Kisah hidup Ganjar Pranowo tidaklah mudah, salah satunya melalui kondisi perekonomian keluarga saat Ganjar masih remaja.
Seperti yang diketahui, Ganjar menempati jabatan Gubenur Jawa Tengah selama dua periode, yakni pada 2013 – 2018 dan 2018 – 2023. Selain menjadi Gubernur Jateng, Ganjar juga menjadi kader PDI Perjuangan (PDIP).
Selama menjadi gubernur Jateng, Ganjar banyak mewujudkan program untuk kesejahteraan rakyat, baik di bidang pendidikan hingga ekonomi.
Melihat sekilas kondisi Ganjar Pranowo saat ini, tentu tidak lepas dari kisah hidupnya dahulu.
Hidup Ganjar dahulu dapat dikatakan tidak sesukses saat ini, utamanya di segi ekonomi keluarga.
Melansir kanal Youtube Najwa Shihab, Ganjar Pranowo menceritakan kembali kisah hidupnya dahulu.
Kepada Najwa Shihab, Ganjar tampak mengenang lika-liku kehidupannya bersama keluarga.
Sebelum memulai menceritakan kisahnya, Ganjar menyatakan bahwa kondisi kehidupannya di masa lampu memiliki pengaruh terhadap posisinya sebagai Gubernur Jateng.
“Mendorong ada fighting spirit, pokoknya agak sulit dikit deh,” ujar Ganjar dalam kanal Youtube Najwa Shihab.
Selanjutnya, sembari mengenang, Ganjar menceritakan bahwa profesi ayahnya dahulu adalah polisi rendahan, sedangkan ibu Ganjar sebagai ibu rumah tangga.
Tak hanya itu, gaji yang diterima ayah Ganjar setiap bulan harus dibayarkan utang.
“Setiap bulan bapak saya gajian dikasih ibu, langsung diantar ke warung Mbak Yarni. Warungnya masih ada. Mbak Yarni bukunya tebal, sampulnya batik. Isinya utang ibu saya,” ujar Ganjar.
Kisah hidup Ganjar dahulu memang menginspirasi banyak pihak, bahkan karena ingin mengonsumsi makanan bergizi, keluarga Ganjar harus memotong dua telur dan membagi rata.
Meskipun hidup apa adanya, Ganjar Pranowo sejak kecil diajarkan oleh ayahnya mengenai kedisplinan.
Seperti anak pada umumnya, Ganjar juga sering berperilaku nakal, seperti bermain di sungai sampai sore, akibatnya Ganjar harus dihukum oleh sang ayah.
Sang ayah yang dikenal disiplin, lantas menghukum Ganjar seperti membersihkan kamar mandi, mengepel lantai, hingga menyemir sepatu ayahnya.
Ganjar Pranowo mengerti bahwa tindakan tegas sang ayah adalah bentuk didikan untuk anak-anaknya, agar senantiasa menjadi prang yang disiplin.
Lika – liku kehidupan Ganjar masih belum mereda, bahkan saat kuliah di UGM, Ganjar menjadi mahasiswa selama delapan tahun.
Saat mahasiswa, Ganjar sempat tidak dapat melanjutkan kuliah bahkan harus sujud kepada sang ibu untuk tetap berkuliah.
Ganjar menyatakan, karena berasal dari keluarga berekonomi rendah maka kerap tidak bisa membayar SPP kuliah selama empat semester.
Hal tersebut, justru membuat Ganjar menjadi orang yang tidak mudah menyerah dan terus berjuang, bahkan sembari kuliah Ganjar mengajar di SMA 8 Yogja dan SMA Sewon Bantul dengan gaji sebulan Rp 35.000.
Meskipun begitu, Ganjar tidak dapat langsung membayar SPP karena harus menabung selama tiga bulan, maka Ganjar kerap meminta izin penundaan pembayaran ke rektor UGM.
Namun, titik terang kehidupan Ganjar Pranowo perlahan muncul melalui kakaknya.
Ganjar dibantu oleh sang kakak yang bekerja sembari kuliah. Kakaknya membantu Ganjar untuk membayar SPP, atas kejadian tersebut Ganjar dan saudara-saudaranya saling membantu dalam hal pendidikan.
Kisah hidup Ganjar Pranowo dahulu memang tidak mudah dan penuh rintangan, kondisi Gubernur Jateng yang sederhana justru menginspirasi banyak kalangan, bahkan keluarga saling mendukung hingga membuahkan hasil kesuksesan yang pernah menjadi impian.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu