Semarang, Aktual.co —Para aktivis Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang terus memperjuangkan agar bangunan kuno di Pasar Peterongan di Jalan MT Haryono, Semarang, Jawa Tengah, dijadikan sebagai cagar budaya.
Salah satu usaha yang dilakukan KPS untuk memperjuangkan bangunan kuno itu adalah dengan mendapatkan skripsi mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang pernah mengupas fakta empiris tentang sejarah bangunan kuno pasar tersebut.
Skripsi tersebut berhasil mereka dapatkan di Perpustakaan Jurusan Sejarah FIB Undip. “Saya mencarinya baru-baru ini dan akhirnya dapat, terus saya informasikan ke teman-teman. Hanya tidak bisa difotokopi, harus izin pada pimpinan fakultas dulu,” ujar Ristya, salah seorang aktifis KPS, di Semarang, Minggu (16/11).
Skripsi itu diketahui tahun 2008 berjudul “Perkembangan dan Peranan Pasar Peterongan di Semarang terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Peterongan dan sekitarnya tahun 1978-2001″ milik karya Tri Winarsih.
Nantinya skripsi itu akan mereka sodorkan ke Dinas Pasar Kota Semarang agar jadi pertimbangan sebelum melakukan tindakan penggusuran cagar budaya.
KPS Semarang telah mendaftarkan cagar budaya dan memohonkan kajian cagar budaya serta memohonkan pelindungan terhadap bangunan kuno Pasar Peterongan lantaran terancam dimusnahkan Dinas Pasar Kota Semarang terkait proyek revitalisasi pasar yang direncanakan akan digarap pada tahun 2015. Dalam gambar rancangan revitalisasi pasar kepunyaan Dinas Pasar saat ini, bangunan kuno berusia 98 tahun tersebut rencananya ditiadakan. Langkah tersebut kemudian ditentang KPS Semarang.Di samping mendaftarkan cagar budaya, KPS juga meminta Pemerintah Kota Semarang mendesain ulang rancangan revitalisasinya menjadi rancangan baru yang tetap melestarikan bangunan kuno Pasar Peterongan, termasuk juga tetap melestarikan Punden Mbah Gosang yang menyatu dengan pohon asem jawa berusia ratusan tahun yang lokasinya dekat situs bangunan kuno.
Artikel ini ditulis oleh: