Denpasar, Aktual.com – Peranan subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) di Bali dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) menunjukkan peningkatan sebesar 1,98 persen dari 103,58 persen pada bulan Mei 2016 menjadi 105,64 persen pada Juni 2016.
“Kenaikan NTP subsektor perkebunan tersebut dipicu oleh indeks yang diterima petani (lt) naik sebesar 2,35 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin (4/7).
Ia mengatakan, sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan lebih rendah yakni 0,36 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya indeks yang diterima petani antara lain kakao, kelapa, kopi dan biji jambu mete.
Di sisi lain kenaikan indeks yang dibayar petani dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun 0,16 persen.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, Ketut Nerda dalam kesempatan terpisah menjelaskan, produksi cengkeh tahun 2015 sebanyak 4.907 ton dengan produktivitas 632,82 kilogram per hektare atau 80,35 persen dari total produksi cengkeh di Provinsi Bali sebesar 5.871 ton.
Produksi tersebut menurun sebanyak 363,36 ton dibandingkan dengan produksi cengkeh pada 2014 mencapai 5.270,75 ton dan mampu memproduksi 670,81 kilogram per hektare.
Menurunnya produksi tersebut akibat sifat dari tanaman komoditi perkebunan cengkeh yang mengenal musim panen raya dua tahun sekali. Produksi cengkeh juga dipengaruhi faktor iklim dan cuaca, membutuhkan upaya dalam pemeliharaan intensif di kalangan petani.
Iklim yang tidak menentu juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman cengkeh.
Adi Nugroho menjelaskan, subsektor tanaman perkebunan rakyat merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali.
Dari lima subsektor tersebut empat di antaranya mengalami peningkatan dan satu subsektor yang menurun yakni tanaman pangan sebesar 0,39 perse.
Keempat subsektor yang mengalami kenaikan selain subsektor perkebunan juga subsektor perikanan sebesar 1,36 persen, subsektor hortikultura 0,28 persen dan subsektor peternakan 0,52 persen.
Artikel ini ditulis oleh: