Jakarta, Aktual.com – Dr. Fereidun Fesharaki, Founder & Chairman Facts Global Energy (FGE), menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik, industri minyak dan gas memiliki dasar yang kuat.
“Pertumbuhan permintaan diperkirakan akan terus berlanjut, dengan permintaan minyak mencapai puncaknya pada awal tahun 2030-an dan permintaan gas meningkat hingga pertengahan tahun 2040-an,” kata Fereidun Fesharaki dalam keterangannya, Jumat (3/11).
“Meskipun arah dunia bergerak menuju energi hijau, namun percepatan transisi masih menjadi pertanyaan. LNG dan gas akan terus memainkan peran sentral dalam transisi energi.” imbuhnya.
Dalam diskusi para ahli tentang “Menavigasi Ketidakpastian Yang Meningkat di Pasar Gas Global,” Fesharaki mengindikasikan penurunan lambat setelah minyak dan gas mencapai puncaknya.
Dalam jangka pendek, pasar minyak dan LNG menjadi lebih ketat setelah diberlakukan sanksi terhadap Rusia dan terjadi pemangkasan produksi minyak dari negara-negara OPEC.
Pemerintah dan pemain industri perlu memantau ketidakpastian yang meningkat di pasar minyak dan LNG serta mengelola kebijakan pengembangan dan pemanfaatan energi mereka dengan hati-hati.
Permintaan LNG yang meningkat terjadi di tengah kurangnya pasokan baru yang diperkirakan akan membuat pengetatan pada pasar dan menimbulkan harga tinggi hingga proyek LNG internasional baru mulai beroperasi antara tahun 2025-2028.
Dengan penambahan kapasitas produksi LNG sebanyak 200 juta ton per tahun, atau peningkatan sebesar 50 persen, maka harga LNG diperkirakan akan melemah pada tahun 2026.
Sementara pasokan baru dibutuhkan pada awal 2030-an setelah ketersediaan dipasar berkurang pada awal tahun 2030-an.
Dalam jangka panjang, harga LNG diperkirakan berkisar antara 8 dolar AS hingga 9 dolar AS per mmbtu yang dikirim ke Asia (dalam mata uang riil).
Untuk itu, dalam mencapai target yang ditetapkan maka proyek-proyek gas dan LNG baru perlu bersaing dengan harga tersebut.
“Meskipun arah dunia bergerak menuju energi hijau, namun percepatan transisi masih menjadi pertanyaan. LNG dan gas akan terus memainkan peran sentral dalam transisi energi.
Pasokan LNG baru mulai tahun 2025 akan memberikan peluang bagi Indonesia dan pembeli lainnya dari Asia dan Eropa untuk mendapatkan manfaat dari LNG yang lebih terjangkau guna mendorong perkembangan ekonomi dan pertumbuhan,” kata Dr. Fereidun Fesharaki.
Sementara itu Ketua Indoneaian Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof mengatakan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus mencapai pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 7 persen.
Pembangunan seperti ini memerlukan peningkatan pasokan energi bersih yang terjangkau. Pemerintah dan sektor industri harus berkolaborasi untuk menciptakan keseimbangan strategis antara pasokan gas lokal dan internasional, sambil meningkatkan kapasitas energi terbarukan.
Artikel ini ditulis oleh:
Jalil