Jakarta, Aktual.com — Dalam memperingati hari jadinya ke-25, setiap tahunnya Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengadalan Annual Scientific Meeting of indonesian Heart Association (ASMIHA).
Acara tahunan tersebut ditandai dengan beberapa milestones (atau pencapaian dalam bidang kardiovaskular) di Indonesia. Seperti, bidang pengobatan termasuk di dalamnya inovasi terhadap serangan jantung, gagal jantung akut, penyakit pembuluh darah, kelainan jantung bawaan serta ‘cardiovascular imaging’.
Dr.Anwar Santoso, PhD, FIHA, FESC selaku ketua PERKI mengatakan, bahwa 25 tahun berdiri, telah banyak pencapaian-pencapaian dalam bidang kardiovaskular.
“Banyak sekali kemajuan yang telah kita capai dalam bidang kardiovaskular di Indonesia, Salah satunya dalam bidang kuratif, seperti ditemukannya ‘percutaneus coronary intervention’ (PCI) yang telah berhasil mengurangi angka kematian akibat gagal jantung, ” ujar Dr.Anwar di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/04).
Selanjutnya, Anwar memaparkan pencapaian lainnya seperti tekhnologi ‘cardiac resynchronization theraphy’ (CRT) dan ‘left ventricular assist device’ (LVAD) yang sangat menolong pasien gagal jantung. Pemasangan pacu jantung pada kasus gangguan irama jantung dan ICD terbukti menurunkan kematian jantung mendadak.
Untuk memperluas cakupan pemasangan pacu jantung hingga ke seluruh daerah di Indonesia, telah dilakukan program pelatihan oleh PP PERKI melalui Pokja Aritma.
Lebih lanjut Anwar menjelaskan, bahwa di tengah pencapaian yang telah didapatkan, masih terdapat kesenjangan dan tantangan, utamanya dalam bidang keilmuan dan layanan. Update (inovasi) keilmuan dengan para pakar dalam maupun luar negeri sangat diperlukan untuk menjembatani pengetahuan para dokter di setiap lini layanan, mulai dari primer sampai dengan tersier.
“Kesenjangan lainnya yang perlu dijembatani adalah dalam bidang layanan kardiovaskular, mulai dari layanan primer sampai dengan tersier. Dokter di semua lini layanan kesehatan harus memahami standar layanan yang kualitasnya seragam, seperti halnya dokter harus segera merujuk pasien dengan kondisi tertentu sesuai ‘guide line’ ke tingkat layanan selanjutnya sehingga dapat memperbaiki ‘outcome’,” jelasnya lagi.
“Jumlah dokter masih kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Ini merupakan tantangan tersendiri dalam menjembatani kesenjangan ini,” imbuhnya
Oleh sebab itu Anwar berharap pemerintah dapat meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan di layanan primer serta memberikan pelatihan secara teratur untuk tenaga kesehatan.
Artikel ini ditulis oleh: