Manado, Aktual.Com – Pakar ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Agus Tony Poputra mengungkapkan bahwa pelemahan nilai rupiah lebih dominan disebabkan oleh faktor-faktor fundamental maka penangannya juga harus menyentuh faktor-faktor fundamental tersebut.
“Pertama, perlu kebijakan yang mendorong industri penghasil produk substitusi impor yang banyak dikonsumsi masyarakat. Juga dibutuhkan kebijakan untuk mengintegrasikan usaha besar, menengah dan kecil yang berada dalam satu mata rantai produksi ke dalam hubungan Inti-Plasma,” ujar Agus Tony Poputra di Manado, Senin (15/6).
Kedua, pemerintah harus tegas dan konsisten dalam kebijakan hilirisasi. Kebijakan ini perlu ditunjang dengan percepatan pembangunan infrastruktur terutama perhubungan dan listrik.
“Ketiga, menerapkan kembali kebijakan local content serta melakukan pengawasan yang ketat. Ini berguna untuk mengurangi tekanan impor bahan baku,” tambahnya.
Keempat, melakukan kampanye besar-besaran untuk menggunakan produk dalam negeri terutama lewat jalur pendidikan mulai dari sekolah dasar. Kampanye untuk peserta didik usia dini sangat dibutuhkan sebab pola pikir kelompok ini lebih mudah diarahkan.
Kelima, kebijakan devisa perlu diramu kembali untuk memperkuat posisi BI atas lalu lintas devisa. Salah satunya adalah memperpanjang waktu endap devisa hasil ekspor di perbankan nasional.
“Juga, harus tegas dan konsisten dalam penerapan rupiah sebagai mata uang transaksi dalam negeri serta pembelian emas dalam negeri oleh BI untuk memperkuat cadangan devisa,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka