Perludem juga menemukan bahwa 90 persen calon tunggal pada Pilkada 2017 adalah petahana di daerah tersebut atau tokoh yang memiliki relasi dengan penguasa daerah itu.
Dia menambahkan, partai memiliki peran penting terkait banyaknya calon tunggal yang bermunculan di pilkada.
Titi menilai partai politik banyak yang memberikan dukungannya kepada calon tunggal karena ingin berkuasa secara instan. Padahal calon tunggal dapat dihindari ketika parpol memiliki banyak kader.
“Pilkada seharusnya dilihat partai sebagai uji ketangguhan lembaga dalam merebut pengaruh pemilih. Kalah atau menang harusnya jadi target kedua,” kata Titi.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid