Jakarta, Aktual.com – Tawassul adalah sebuah aktivitas untuk mengambil sarana atau wasilah agar doa atau ibadah kita dapat diterima Allah SWT. Tawassul juga dapat diartikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepadanNya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan diridhai-Nya. Lebih jelasnya adalah kita melakukan suatu ibadah dengan maksud mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya.
Di dalam mayoritas masyarakat kita masih banyak yang menggunakan tawasul dalam kehidupannya. Terutama bagi yang menganut mahdzab Imam Syafi’i.
Tawassul menurut bahasa, yakni Al-wasilah berarti segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu. Sedangkan menurut istilah yaitu segala hal yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah SWT yaitu berupa amal kebaikan atau ketaatan yang disyariatkan.
Untuk mengetahui keutamaan tawasul ini kami akan kutif dari kitab karya Muhammad Siddiq al Ghumari muasis thoriqoh Siddiqiyah, Darqowiyah Syadziliah yang saat ini sudah masuk di Indonesia melalui zawiyah Ar raudhoh di Tebet Jakarta Selatan.
قال الإمام القطب محمد بن الصديق الغماري: لا يخفى على ذوي البصائر والعقول أن الفنون كلها لا بد من واسطة ، ومن لا واسطة له في فنه لا بركة له فيه ولو حصل فيه على الغاية القصوى
bukan rahasia lagi bagi orang yang memiliki pandangan hati dan akal, setiap fan (jurusan ilmu) pasti membutuhkan perantara, seseorang yang menekuni suatu fan tanpa perantara, dia tidak mendapat berkah dalam fan tersebut, walaupun dia telah mencapai puncak tertinggi dalam fan tersebut. (Sayyid Muhammad bin Shiddiq Al-Ghumari).
ولو صح لأحد شيء بلا واسطة لما كان لمولانا رسول الله صلى الله عليه وسلم جبريل واسطة، مع أنه عليه الصلاة والسلام أفضل منه
Andaikan seseorang bisa mendapatkan sesuatu tanpa perantara, malaikat Jibril As tidak akan menjadi perantara bagi Rasulullah saw, padahal Rasulullah lebih mulia dari Jibril. (Sayyid Muhammad b. Shiddiq Al-Ghumari)
ومن كلام الجنيد: سبق في علم الله القديم أن لا يدخل أحد إلى حضرته إلا على يد عبد من عباده.
Telah diputuskan oleh Allah bahwa seseorang tidak bisa sampai kepada-Nya kecuali atas bimbingan hamba-Nya. (Imam Al-Junaid)
Sedangkan untuk dasar hukum bertawasul dalam Alquran:
Surat Al Maidah Ayat 35:
Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaaha wabtaguu ilaihil-wasiilata wa jaahidu fii sabiilihii la’allakum tuflihun
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Wallahua’alam bisshowaab.
(Ahmad Himmawan)
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi