“Kita kabulkan aspirasinya, di antaranya pemerintah siap menanggung biaya pendidikan anak-anak yang orang tuanya menjadi korban, tetap melanjutkan pencarian, memberdayakan SAR setempat dan pengawasan,” katanya.

Luhut juga mengharapkan, pengertian sulitnya melakukan evakuasi, karena alat teknologi berat dan besar tidak bisa digunakan di Danau Toba. Selain itu, pengangkatan kerangka kapal dan jasad korban dari kedalaman 400 meter berisiko pada ketidakutuhan benda dan orang.

Pemerintah, kata Luhut, telah memulai penerapan ketentuan pada angkutan umum pelayaran untuk keselamatan penumpang. Usai pertemuan, Menko Kemaritiman, Bupati Simalungun, Toba Samosir, Samosir dan Humbahas bersama keluarga korban melakukan tabur bunga di lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun.

Sebelumnya, KM Sinar Bangun tenggelam pada jarak sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB. KM Sinar Bangun mengalami musibah akibat pengaruh cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak cukup besar.

Hingga kini, tercatat baru 21 orang penumpang KM Sinar Bangun ditemukan selamat dan tiga orang meninggal dunia, yakni Tri Suci Wulandari asal Aceh Tamiang, Fahrianti (47) warga Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, dan Indah Yunita Saragih (22) warga Pulau Sidamanik.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara