Jakarta, Aktual.co — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, berpendapat bahwa permainan tradisional khas suatu daerah dapat menunjang sektor pariwisata.
“Setiap daerah mempunyai ciri khas dan adat istiadat yang berbeda. Khazanah budaya tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk mendukung sektor pariwisata, kata Kepala Bidang Seni Budaya Disbudpar Kabupaten Bangka, Windiati di Sungailiat, Rabu (15/10).
Ia menambahkan, untuk mendukung majunya sektor pariwisata, salah satunya dengan memperkenalkan budaya permainan untuk dijadikan wisata seni ketika ada wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Bangka.
“Bangka ini mempunyai banyak permainan tradisional, mulai dari permainan tek-tek, gogoser pasir, caklingking, ninjit-nijit semut, ular naga, congklak, lompat tali, dan sebagainya yang merupakan ciri khas suatu daerah dan harus terus dilestarikan sebagai penarik wisatawan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, permainan-permainan tradisional tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri dan keunikan bagi wisatawan jika berkunjung ke Pulau Bangka ini.
“Kita mempunyai banyak potensi wisata alam, wisata olahraga, seni budaya, tari, kuliner. Nah disitu nanti kita bisa padukan atau kembangkan dengan permainan tradisional tentunya dengan kemasan yang lebih menarik lagi,” katanya.
Menurutnya, beberapa daerah wisata di Indonesia telah dan mulai mengembangkan permainan tradisional ini untuk disuguhkan dan “dijual” kepada turis yang datang berkunjung.
“Kami melihat Magelang, Madura, dan Lombok sudah sangat gencar memperkenalkan wisata permainan tradisional ke wisatawan domestik dan mancanegara. Bahkan di Magelang sudah berdiri kampung budaya dan bahasa serta taman atau kampung ‘dolanan’ permainan tradisional untuk menarik turis mancanegara,” jelasnya.
Ia berharap, perpaduan wisata alam, budaya, seni, tarian, kuliner, bisa saling mendukung, untuk memajukan pariwisata Bangka.
“Kita bisa menggali semua potensi wisata daerah sendiri, dan masyarakat juga harus mendukung karena masih banyak potensi wisata yang belum kita gali, perlu digarap sehingga bisa diperkenalkan dan dapat dilestarikan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: