Jakarta, Aktual.co — PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) memutuskan untuk menutup sementara operasi tambang batu bara untuk jangka waktu minimal tiga bulan menyusul lemahnya permintaan di pasar serta produksi yang rendah.
“Saat ini, untuk mengendalikan biaya dan melindungi pasar kami, Dewan Direksi memutuskan untuk menutup sementara kegiatan penambangan mulai dari bulan berjalan sampai dengan April 2015,” kata Direktur Utama GTBO Ratendra Kumar Srivastva dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, ditulis Kamis (12/2).
Ia mengemukakan bahwa selama periode itu para pekerja tambang akan diberhentikan dan kontrak tongkang ditangguhkan. Upaya akan dilakukan selama periode itu untuk menjaga infrastruktur dan peralatan pertambangan, sehingga saat akan beroperasi di bulan Mei 2015 tidak akan ada gangguan dan perseroan akan bergerak pada kecepatan yang optimal dalam produksi dan penjualan.
Kondisi pasar saat ini, ia menjelaskan bahwa pasokan yang kuat dan lemahnya pertumbuhan permintaan di pasar batu bara merupakan penyebab utama penurunan pasar batu bara.
“Peningkatan pasokan batu bara di tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan permintaan batubara membuat harga batu bara telah jatuh lebih dari 50 persen dari harga batu bara pada 2012 dan 2013,” paparnya.
Di sisi lain, lanjut dia, pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik di Tiongkok, India, Jepang, dan Eropa berkurang secara signifikan selama periode berjalan ini.
Kemudian, lanjut dia, biaya produksi di Indonesia juga telah turun 13 persen namun margin menipis karena penurunan harga. Biaya dan harga sangat berkorelasi, biaya penambangan yang sekitar 45 persen dari total biaya tunai pada 2004, saat ini menjadi 70-75 persen dari total biaya tunai.
Faktor lainnya, Garda Tujuh Buana Tbk yang memasok batu bara ke pasar India dimana terjadi perubahan struktural dalam pasar batu bara karena perubahan pemerintahan. Perubahan itu akan memakan waktu 2-3 bulan lagi untuk menyelesaikannya.
“Kami berharap penuh bahwa kami akan mulai menjual batu bara ke pasar India pada Mei atau Juni 2015 dan seterusnya,” papar Ratendra Kumar Srivastva.
Lalu, kondisi musim hujan juga menyebabkan produksi batu bara juga terpengaruh sehingga menyebabkan hari kerja yang sedikit dan mengakibatkan kenaikan biaya untuk peralatan pertambangan dan infrastruktur.
Namun demikian, ia mengatakan bahwa kapasitas pembangkit berbahan bakar batu bara akan tumbuh kuat di Asia dalam jangka panjang, pembangkit listrik baru dan proyek non pembangkit listrik yang bermunculan, akan membutuhkan batu bara yang pada akhirnya meningkatkan harga.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka













