Jakarta, Aktual.com – Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku, dirinya pernah ditawari untuk menduduki jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat oleh pihak-pihak tertentu. Namun, ia menolaknya, karena untuk menduduki kursi tersebut harus dengan cara melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan Ketum.
Hal tersebut dikatakan Gatot, merespons pertanyaan keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko, yang mengkudeta kepemimpinan AHY di Demokrat, dalam tayangan YouTube Bang Arief dilihat MNC Portal, Minggu (7/3).
“Ada juga yang datang ke saya. (Mereka) datang, oh menarik juga, gimana prosesnya? ‘Begini pak nanti kita bikin KLB, nanti yang dilakukan adalah kita menjatuhkan, mengganti AHY dulu (lewat) mosi tidak percaya akhirnya AHY turun. Setelah AHY turun baru pemilihan, bapak pasti deh nanti begini begini’..,” kata Gatot menirukan ucapan orang yang menawarinya kursi pimpinan Demokrat dilansir okezone.
Ketika mendapatkan tawaran tersebut, Gatot mengaku tegas menolaknya. Karena saat berkarier di TNI, ia teringat jasa Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang telah membesarkan namanya.
Pada era SBY, Ia dipercaya mengambil posisi Pangkostrad dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
“Begini lho, saya ini bisa naik bintang satu, dua, tarolah itu biasa lah, tapi kalau naik bintang tiga pasti Presiden tahu, jabatan Pangkostrad pasti presiden tahu, apalagi Presidennya tentara pada saat itu Pak SBY, tidak sembarangan. Bahkan (ketika) saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, ‘kamu akan saya jadikan KSAD,’ saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan dipertanggung jawabkan,” tuturnya.
Saat ditunjuk sebafai KSAD, SBY hanya berpesan kepada Gatot, agar bertugas secara profesional dan mencintai prajurit beserta keluarganya dengan tulus.
“Beliau tidak titip-titip apa dan pesan lain-lain lagi. Maksud saya begini, apakah iya saya dibessarkan oleh dua Presiden, pertama Pak SBY dan Pak Jokowi. Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?” tandas Gatot.
Gatot tidak ingin mencongkel kepemimpinan AHY meski mendapat tawaran untuk menduduki kursi Ketum Demokrat.
Ia tidak ingin, hal-hal baik yang sudah diberikan SBY, dibalasnya dengan pengkhianatan.
“Ini kan kita lagi viral puma nerkam orang utan terus ternyata begitu ada anaknya gak jadi dimakan, akhirnya diangkat sama dia dan diamankan sama dia. Itu binatang. Lalu value (nilai) apa yang akan saya berikan kepada anak saya? Oh dia itu anak gak beradab tuh, udah dijadikan KSAD sama ini, anaknya jabat malah digantiin karena ambisi,” tutup Gatot.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i