Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan keberadaan terduga teroris di sejumlah Ormas Islam, partai, hingga lembaga negara merupakan buntut perubahan strategi organisasi teror

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto berharap BNPT tidak lagi membuat pernyataan dan informasi yang bisa memancing keresahan publik. Hal ini terkait soal pernyataan BNPT bahwa sejumlah teroris menyusup ke lembaga publik seperti pesantren, ormas hingga partai politik.

“Kurangi bicara, fokus bekerja memberantas terorisme,” ujar Didik saat dihubungi wartawan, Minggu (20/2/2022).

Menurut Didik, BNPT harus menyampaikan sesuatu berdasarkan fakta, bukan asumsi-asumsi ataupun tuduhan-tuduhan, yang berpotensi membuat kegaduhan dan melanggar hukum.

“Jangan mudah men-generalisasi sesuatu yang tidak konrit dan tidak ada data, fakta dan kebenarannya, hanya akan menimbulkan diskursus yang tidak perlu dan kegaduhan di masyarakat,” ujar Didik.

Lebih lanjut Didik menyampaikan bahwa jika memang BNPT mengindikasikan adanya gerakan terorisme, dengan kewenangan dan fungsi koordinasinya harusnya bisa melakukan pencegahan dan penangkalan.

“Saya berharap BPNT hati-hati menyampaikan informasi kepada publik, jangan menimbulkan keresahan dan spekulasi yang tidak perlu”

Didik menyayangkan apabila opini ternyata menjadi senjata utama dalam penyelesaian terorisme di Indonesia. Dia menegaskan pemberantasan teroris harus dilakukan secara nyata.

“Saya menyayangkan jika penanggulangan terorisme ini dianggap penyelesaiannya melalui opini. Pemberantasan terorisme perlu upaya extra ordinary, sehingga perlu tindakan nyata, hati-hati dan terukur,” kata Didik.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah