Untuk itu, Nelly tidak mempermasalahkan adanya impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton untuk cadangan Bulog, karena yang terpenting impor tersebut tidak merugikan petani.

Menurut dia, impor juga dibutuhkan untuk menstabilkan harga beras karena operasi pasar yang dilakukan belum memberikan dampak optimal, karena stok di Bulog juga belum terlalu memadai.

“Siapa yang jamin panen yang akan datang itu berlimpah. Kan belum tahu masih berbentuk tanaman, masih di lahan. Barang masih di sawah jangan dipandang sebagai ‘buffer stock’,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan bersama Bulog sempat melakukan operasi pasar pada akhir 2017 untuk menstabilkan harga beras yang sempat mengalami kenaikan karena tingginya permintaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid