Jakarta, Aktual.com — Kementerian Agama telah melakukan penjajakan kerjasama dengan Wellington Institute of Technology (WelTec), Selandia Baru (New Zealand). Dan, kali ini Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, H E Valiollah Mohammadi bersilaturahmi ke Kementerian Agama RI. Kedatangan Duta Besar Negeri Mullah ini didampingi oleh para Diplomat Kedutaan Iran, yaitu Maktabifarah, Famouri, dan Ali Pahlevani R.
Kedatangan Dubes Iran ini diterima oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan didampingi oleh Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Gunaryo, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, dan Kasubdit Ketenagaan Dit Diktis Imam Safei.
Valiollah mengajak Kemenag untuk lebih pro aktif dalam menjalin kerja sama Indonesia – Iran. Menurut ia, ada beberapa hal yang bisa dikerjasamakan. Di bidang Pendidikan Islam, Valiollah mengajak kerjasama di bidang pertukaran mahasiswa, dosen, dan lain sebagainya.
“Kami di Iran, mempunyai intansi yang menjadi wadah Syiah, Sunni, dan Syiah-Sunni. Instansi ini dapat dijadikan contoh bahwa Syiah dan Sunni bisa kerjasama,” terangnya, kepada wartawan, baru-baru ini.
Dan, untuk kerjasama lainnya di bidang Ilmu Al Quran dan Haji. Valiollah berharap dapat memperoleh pengalaman dan ilmu dari Indonesia dalam menyelenggarakan ibadah haji.
Dubes Iran juga mengajak kerjasama terkait dialog Ulama dua negara. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan Ideologi Sunni terbesar di dunia, sedangkan Iran adalah syiah terbesar.
“Kami berharap, para Ulama dua negara, bisa bertemu dan duduk serta berdialog bersama. yang bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman masyarakat kita,” urainya.
Tak hanya itu, kerjasama juga bisa dilakukan di bidang Seni dan pariwisata Islami. Karena Valiollah menilai, Indonesia dan Iran sangat kaya akan seni.
“Sertifikasi makanan halal pun bisa kita kerja samakan,” tuturnya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Kemenag siap bekerja sama dengan Pemerintah Islam Iran. Menurutnya, beberapa hal yang berhubungan dengan Kemenag, akan dipelajari secara seksama. Sedangkan, yang berhubungan dengan Kementerian lainnya, akan dikoordinasikan dengan Kementerian terkait.
Menag menjelaskan, bahwa Kemenag mempunyai proyek 5.000 Doktor di berbagai disiplin ilmu yang bisa dikerjasamakan dengan Iran. Menag juga menyambut baik usulan Dubes tentang dialog antar Ulama tersebut.
“Dialog Ulama Indonesia dan Iran, antara Sunni-Syiah memang diperlukan untuk meminimalisir kesalahpahaman di masyarakat. Perbedaan Sunni-Syiah adalah masalah klasik dan telah terjadi ratusan tahun silam. Sering kali, masyarakat kita salah paham,” katanya.
“Kita harus terus berusaha menjaga persatuan umat Islam. Sisi lain, banyak pihak ingin membenturkan Umat Islam. Bahkan jika bisa, tidak hanya Ulama dua negara yang bertemu dan berdialog, namun Ulama-ulama dari negara lain di dunia. Kami dengan senang hati bersedia bekerja sama dan menunggu design atau format dari Iran mengenai beberapa kerja sama di atas,” tambahnya.
Sementara itu, ditanya tentang penyelenggaraan ibadah Haji, Menag mengatakan, bahwa ibadah Haji adalah masalah kompleks yang membutuhkan penanganan komplek pula.
“Kami siap bekerja sama dengan Iran. Dan semoga apa yang kita lakukan ini bisa lebih bermanfaat dan membuat kedua belah negara menjadi lebih baik,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: