Jakarta, Aktual.co — Pakar komunikasi Emrus Sihombing menilai ada kepentingan politik dibalik perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
“Tidak ada fenomena politik maupun hukum yang berdiri sendiri, termasuk pemilihan kata siluman yang memiliki makna ganda. Karena kata siluman adalah pernyataan politis atau semacam ada agenda yang terselubung,” ujar Emrus, di Jakarta, Kamis.
Kata siluman memilki turunan makna yang bersayap lebih dari sekedar penyelewengan anggaran.
Pemakaian kata siluman sudah memberi isyarat yang sangat jelas yang disasarkan kepada seseorang atau kelompok, sehingga fenomena yang terjadi tidak bisa dilepaskan dari yang melingkupinya.
“Jadi, tidak tertutup ada agenda besar di belakang perseteruan di antaranya,” ungkapnya.
Emrus menjelaskan, perseteruan Ahok dan DPRD harus segera dimediasi ulang. Tetapi, pihak yang menengahinya harus seseorang yang memiliki pengaruh setara di antara kedua belah pihak.
“Mungkin presiden atau wakil presiden paling tepat untuk memainkan peran mediasi,” katanya.
Selain itu, dibutuhkan juga kemampuan komunikasi dan menawarkan sebuah solusi.
Artikel ini ditulis oleh:

















