Jakarta, Aktual.com – Sukses konser dan Festival Festival Wonderful Indonesia (FWI) di perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) 27-28 Agustus 2016 ini bukan kebetulan. Semua persiapan dilakukan dengan sangat alot dan ketat. Karena tidak ada pilihan lain, kecuali harus perfect di semua lini, dari keamanan, properti seperti panggung dan sound system, back drop, acara, artis pengisi, promosi dan lainnya.
Kemenpar juga harus menyiapkan acara serupa, 17-18 September 2016 di perbatasan Aruk, Sambas, Kalbar. Tentu dengan model yang mirip, untuk menggarap potensi wisata mancanegara di kawasan perbatasan atau cross border tourism.
“Potensi border tourism itu besar. Masyarakat di sana juga harus mendapatkan benefit dengan lebih banyak event, sehingga banyak orang berdatangan,” ujar Menpar Arief Yahya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (28/8).
Dengan begitu, masyarakat kegiatan ekonomi dan socialnya bisa lebih hidup. Presiden Joko Widodo sejak awal menaruh perhatian serius kepada warga masyarakat Indonesia yang berada di pulau terluar, perbatasan, daerah terpencil. Sampai-sampai mengubah persepsi dari sebutan “pulau terluar” menjadi pulau terdepan, karena paling dekat dengan perbatasan negara lain. Karena itu, serangkaian border tourism digelar dari Atambua, Dili, Papua, Aruk, Entikong, sampai ke Batam-Bintan yang bisa cepat diakses oleh wisman dari Singapore.
“Kami akan terus pelajari dan evaluasi, seberapa efektif untuk menggairahkan ekonomi masyarakat. Termasuk seberapa bagus menarik wisatawan dari Negara Tetangga,” sebut Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN Kemenpar.
Untuk memantapkan FWI Aruk, Kamis (25/8) pagi, tim Kemenpar yang dipimpin Eddy Susilo, Kepala Bidang Festival Asia Tenggara Kemenpar mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan pihak terkait di Hotel Sambas Terigas, Kabupaten Sambas Kalbar. Sejumlah pihak yang terlibat kegiatan ini datang. Di antaranya Wakil Bupati Sambas Hj Hairiyah, Ketua DPRD Sambas Arief Fidiar, perwakilan aparat TNI/Polri, bea cukai, imigrasi, kejaksaan, Dishub, Camat Sajingan Aruk Suhut Firmansyah, dan tamu undangan yang lain.
Dalam paparannya, Eddy Susilo menyampaikan, segala persiapan menuju FWI sudah dilakukan. FWI Aruk 17-18 September akan digelar di Lapangan Terminal Sajingan Besar Aruk.
Mestinya FWI Aruk digelar pada tanggal 10-11 Agustus. Tapi karena pertimbangan mendekati Hari Raya Idul Adha akhirnya rakor menyepakati diundur menjadi tanggal 17-18 Agustus 2016 di tempat yang sama. Dengan berubahnya tanggal ada kemungkinan artis yang diundang juga berubah.
Panitia akan menyuguhkan berbagai konten hiburan. Di antaranya konser musik dangdut dan pop yang digandrungi warga perbatasan. Dengan memboyong artis dangdut ibukota Viola Arsa dan artis pop melayu dari Malaysia Najwa Latief. Saat ini, artis pop R&B ini sangat digandrungi warga Malaysia. Sebagai artis papan atas Najwa Latief akan membawa sendiri musik pengiring langsung dari Negeri Jiran. Namun juga akan hadir band lokal untuk pembuka dan pengiring “99 Band”.
Selain hiburan musik, selama dua hari wisman juga akan dihibur tarian Tradisional Dayak dan Melayu. Selain itu ada bazar produk lokal dan kuliner, Lomba Tari Kreasi Dayak, Lomba Menyumpit Pria dan Wanita, dan Lomba Melukis Perisai. Event dua hari ini akan dimulai pukul 09.00 – 16.00 WIB.
“Kenapa kita membuat event di Aruk Kabupaten Sambas, karena Sambas salah satu pintu masuk (gateway) warga perbatasan Malaysia ke Indonesia selain Entikong,”kata Eddy, dalam Rakor Kamis (25/8/2016).
Di Sambas sendiri Kemenpar sudah menggelar Festival Wonderful Indonesia dua kali selama 2016. Untuk FWI di Lapangan Sajingan Aruk tanggal 17 – 18 September adalah yang ketiga kalinya.
Wakil bupati Sambas, Hj Hairiah, SH MH yang membuka Rakor menyampaikan terimakasih kepada Kemenpar RI yang sudah beberapa kali memilih Sambas sebagai distinasi Festival Wonderful Indonesia. “Atas nama Pemerintah Kabupaten Sambas kami sangat mendukung FWI, karena Sambas kami targetkan menjadi salah satu destinasi wisata nasional,” kata wabub yang baru dilantik dua bulan itu.
Ketua DPRD Kabupaten Sambas, Arief Fidiar sangat berharap event yang diadakan Kemenpar disambut aktif oleh pemerintah setempat. “Pemerintah Sambas harus proaktif, jangan hanya menunggu. Harus ikut berlari seperti kinerja pak Presiden Jokowi untuk membuat program wisata lokal yang bisa menarik turis mancanegara,” harapnya.
Menurutnya, Sambas itu sebuah wilayah yang serba “3 T”. Yaitu serba terpinggirkan, terbatas, dan terpencil. Karena itu, Sambas harus menjemput porgram-program nasional untuk ditarik ke Sambas. Ukuran sukses tidaknya program wisata jangan dilihat dari jumlah kunjunganya saja. Tapi dari berapa belanjanya dan berapa lama stay (tinggalnya).
Dari aparat TNI/Polri, bea cukai, dan imigrasi berharap panitia bisa menyiapkan hal-hal teknis terkait pengunjung dari Malaysia. Sedapat mungkin ada daftar pengunjung wisman supaya aparat terkait bisa membantu kelancaran arus keluar-masuk di cross border. Secara event mereka sangat mendukung 1.000 persen. Tapi secara keamanan dan peraturan terkait wisman asing bisa ditertibkan juga.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka