Ustaz Arifin Ilham bersama ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan demonstrasi memadati jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Ribuan massa ini menuntut penuntasan proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama menginap di Masjid Istiqlal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla tak masalah jika ada aksi massa pada 2 Desember. Namun, dia memberikan catatan, bahwa proses penyampaian pendapat di muka umum itu haruslah secara damai.

“Kalau ada koreksi atas suatu hal ya enggak apa-apa, asal damai. Sampaikan pandangan juga harus dengan damai, kita terima itu,” kata JK di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (26/11).

Dia memahami, tanpa adanya kritik dari masyarakat maka setiap negara tidak bisa berkembang.

“Tanpa kiritikan dari masyarakat atau pandangan masyarakat, bangsa tidak berkembang. Tapi kalau dengan kekerasan, ya tentu negara ini akan alami kesulitan. Kita sendiri yang akan merasakannya.”

Oleh karenya, jalan terbaik dalam menyampaikan perbedaan pendapat itu harus mengedepankan dialog. Terlebih, Indonesia sebuah negara yang menjunjung tinggi berdemokrasi.

“Ya tentu untuk dialog adalah satu hal yang baik. Kita sudah sering melakukan. Dialog kan memang inti suatu demokrasi.”

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu