Jakarta, Aktual.co — Juru bicara Persipura Jayapura, Rocky Bebena mengatakan tim “mutiara hitam” siap menerima sanksi dari Komisi Disiplin PSSI, terkait insiden yang terjadi saat pertandingan menjamu Arema Cronous, di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua pada Selasa (21/10) sore.
“Terkait insiden saat menjamu Arema Cronous pada dua hari lalu, kami (Persipura) siap menerima sanksi dari Komdis PSSI,” kata Rocky Bebena ketika dihubungi, Kamis (23/10).
Diketahui kemenangan tuan rumah Persipura Jayapura atas tamunya Arema Cronous dengan skor tipis 2-1 pada Selasa pekan ini, dinodai dengan aksi adu jotos antara pemain Persipura Ruben Sanadi dan Dendy Santoso pemain Arema.
Aksi ini akhirnya memicu ketegangan diantara dua kubu, kiper Kurnia Meiga yang coba menengahi kedua pemain tersebut, akhirnya mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari salah satu official atau panitia penyelenggara pertandingan Persipura Jayapura.
Official Persipura itu tertangkap kamera sedang mencekik leher kiper Kurnia Mega.
Rocky juga menyesalkan insiden itu, menurutnya peristiwa itu tidak seharusnya terjadi, tetapi sebagai salah satu klub profesional Persipura siap menerima konsukuensi dari peristiwa yang tidak mengenakkan bagi dunia sepak bola tanah air itu.
“Kita semua dibawah regulasi yang dikeluarkan oleh FIFA, PSSI dan PT Liga Indonesia, siapa pun dia yang melanggar peraturan pasti itu dikenai sanksi. Tapi yang disayangkan mengapa Arema mengatakan di media, bahwa PSSI selama ini menutup mata terkait sanksi dengan Persipura, dan Persipura di-anak emaskan,” katanya.
“Kata anak emas ini maksudnya apa? Apakah selama ini sanksi untuk Persipura tidak pernah diberikan. Buktinya, pemain kita buat kesalahan dilapangan, kena sanksi, kena denda, kena teguran, larangan bermain. Tidak ada yang di-anak emaskan, tidak ada seperti itu,” lanjutnya.
Menurutnya, seharusnya Singo Edan tidak membuat pernyataan yang tidak berlebihan di media, sehingga tidak ada polemik.
“Kita tidak usah memberikan pernyataan yang melebihi kapasitas dari Komdis dan Komisi Banding PSSI atau federasi. Kita bicara yang realistis saja,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: