Jakarta, Aktual.com — Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) terus mempertanyakan kejelasan perencanaan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang digulirkan oleh pemerintah Melalui Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Presiden FSPPB, Noviandri menyatakan saat ini masyarakat dan Pekerja Pertamina merasa cemas dan menilai langkah itu akan membawa kerugian bagi BMUN kesayangan rakyat Indonesia itu.
“FSPPB mengkritisi dan mempertanyaan langkah holding, masyarakat sangat mencemaskan pasalnya gas menjadi energi masa depan kalau ini salah, maka masa depannya terancam,” kata Noviandri di Gedung Pertamina Jl Medan Medeka, Jakarta (31/5).
Lebih lanjut dia menuturkan, mahalnya harga gas disebabkan terjadi kebijakan yang tidak efisiensi dari Pertamina, karena operasi bisnis anak Pertamina yaitu Pertagas bersinggungan dengan Perusahaan Gas Negara (PGN).
Akibat usaha yang tidak sehat itu juga yang memunculkan ide untuk melakukan holding, namun sayangnya kebijakan ini dinilai tidak transparan, terlebih mengenai mekanisme mencaplok PGN, mengingat di PGN terdapat sebagian saham publik.
“Ada tumpang tindih kegiatan usaha gas yang menyebabkan tidak efisien dan mahal, lalu muncul wacana holding, tapi teknis penyelesaian tidak clear,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka