Semarang, Aktual.com — Lumpia bukan lagi sekedar makanan berbahan olahan rebung (tunas bambu muda) yang khas di kota Semarang, melainkan menjadi warisan budaya nasional tak benda. Bahkan, akan diusulkan ke UNESCO untuk diakui menjadi warisan budaya dunia.
Untuk mempertahankan itu, kini cita rasa lumpia berbahan olahan dari jamur merang dan kacang mete untuk bersaing ketat dengan makanan luar negeri, seperti pizza hut. Inovasi produk rasa lumpia baru itu digagas oleh Lumpia Delight berlaber “Lumpia Raja Nusantara”, sebagai jajanan khas kuliner nusantara.
Owner Lumpia Delight (LD) Semarang, Meliani Sugiarto mengatakan sensasi rasa lumpia baru kali ini berbeda dengan lumpia-lumpia berbahan olahan daging sebelumnya. Sensasi rasa kali ini menggunakan bahan natural yang lebih disukai konsumen. Langkah itu sebagai terobosan baru untuk mempertahankan lumpia sebagai jajanan tradisional.
“Ide ini berawal dari komitmen saya untuk mempertahankan lumpia sebagai jajanan khas kuliner nusantara. Berbahan olahan jamur merang dan kacang mete itu tak kalah saing dengan makanan lainnya berlabel luar negeri,” kata Meliani ditemui di toko Lumpia Delight jalan Gajah Mada Semarang, Rabu (16/12).
Untuk mengenalkan produk jajan tradisional itu, pihaknya menggadeng PT Kereta Api Indonesia. Bagi seluruh penumpang dari berbagai tujuan diberikan potongan harga spesial. Menurutnya, kerjasama dengan instansi perbankkan dan PT KAI bertujuan untuk memperkenalkan lumpia sebagai jajanan khas tradisional.
“Kita berikan diskon 25 persen bagi seluruh penumpang PT KAI untuk semua tujuan. Selain itu, kita gandeng instansi perbankkan BRI dan Mandiri dengan diskon 30 persen,” ujarnya.
Puteri master chef Tan Yok Tjay Lumpia Mataram itu mengatakan membuat inovasi baru rasa lumpia tersebut merupakan bukti dan komitmen mempertahankan menu jajan kuliner tradisional oleh nenek moyang. Apalagi, lumpia diakui sebagai warisan budaya nasional maupun dunia oleh Unesco.
Untuk meluncurkan produk barunya tanggal 12 Desember lalu, LD lebih dahulu melakukan survei konsumen secara acak di wilayah Semarang. Belakangan hasil survei menunjukan, konsumen lebih suka dengan rasa berbahan olahan natural, dibandingkan olahan daging. “Ini memang lebih natural rasanya, apalagi belum ada lumpia dengan rasa kacang metu. Mungkin sudah banyak produk lumpia dengan daging. Bahkan, anak muda lebih menyukai lumpia dengan olah jamur dan kacang mete. Mereka itu bilang lebih gaul,” ucapnya.
Menurut wanita yang disapa akrab Cik Meme itu, bahwa lumpia yang sudah dikenal masyarakat luas saat ini itu tak jauh kalah dengan makanan manca negara yang merambah, seperi pizza hut.
“Kita bisa mengangkat jajanan tradisional asal kota ini. Apa sih pizza hut? Produk dari olahan tepung terigu dan keju dengan sensasi yang membuat konsumen tertarik. Lumpia pun tak kalah saing dengan produk itu. Kita punya sensasi rasa yang berbeda,” tegas dia.
Adapun harga yang ditawarkan relatif standar dari pizza hut. Dipatok seluruh harga empat menu spesial Rp18 ribu dan menu original dan plain Rp8 ribu/ biji.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan