Jakarta, Aktual.com — Ekonomi Swedia tahun ini mengalami pertumbuhan tercepat sejak 2010 dan pertumbuhan akan terus berlanjut lebih jauh ke depan, meskipun terdapat maraknya pengungsi perang masuk ke Swedia akan membebani keuangan, kata pemerintah dalam sebuah perkiraan ekonomi, Senin (21/12) kemarin.

Pemerintah mengatakan, kondisi permintaan domestik cukup kuat dan konsumsi swasta cukup tinggi sedangkan investasi mendukung untuk pertumbuhan.

Tapi Menteri Keuangan Magdalena Andersson mengatakan ada risiko perlambatan yang dipicu oleh pemulihan zona euro, lemahnya pertumbuhan di China dan risiko geopolitik di Timur Tengah serta Ukraina, sementara itu akan semakin banyak pengungsi datang ke Swedia yang akan akan membebani keuangan.

Pada bulan November, pemerintah mengatakan telah menghabiskan 11 miliar crown Swedia atau USD1,3 miliar. Tahun ini jumlah pencari suaka yang masuk ke Swedia sekitar 160.000 orang.

Pekan lalu Andersson mengatakan pemerintah akan memangkas pengeluaran sebesar 8 miliar dan akan menganggarkan ulang biaya lainnya untuk meningkatkan keuangan publik.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB mencapai 3,1 persen pada 2016 menyusul ekspansi 3,6 persen tahun ini. Pada bulan September, pemerintah melihat pertumbuhan ekonomi akan mencapai 2,8 persen pada 2015 dan 2016.

“Ekonomi Swedia berdiri sangat kuat. Penyerapan tenaga kerja meningkat, pengangguran menurun, dan kami memiliki salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di Eropa,” kata Andersson.

Ekonomi Swedia telah melonjak tahun ini, sebagian didorong oleh pemulihan ekspor. think-tank pemerintah, Institut Nasional Riset Ekonomi, secara terpisah mengatakan telah merevisi perkiraan pertumbuhan 2016 lebih meningkat menjadi 3,9 persen dari perkiraan awal 3,1 persen.

Sementara target pendapatan pajak lebih tinggi berarti perkiraan defisit tidak berubah pada 0,9 persen dari PDB tahun ini dan berikutnya.

Hanya beberapa minggu setelah mengatakan Eropa tidak harus membangun dinding untuk mencegah pengungsi, Perdana Menteri Stefan Lofven mengatakan Swedia membutuhkan “ruang bernapas”.

Pada November pemerintah telah mengumumkan kebijakan pengetatan kontrol perbatasan dan aturan suaka untuk mengurangi jumlah pencari suaka.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan