Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) saat akan mengisi kendaraan di depan nosel dan selang Pertalite RON 90 di SPBU Coco, Abdul Muis, Jakarta, Rabu (22/7/2015). PT Pertamina (Persero) akan mendistribusikan bahan bakar dengan kandungan research octane number (RON) 90 di 103 SPBU. Pertalite baru bisa diperoleh di tiga kota besar yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya.AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Bogor, Aktual.com – Peminat bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, pertalite di Bogor, Jawa Barat, terus meningkat.

Di salah satu SPBU di Bogor yang ditunjuk menjual pertalite, yakni SPBU 34-16102, di hari ketiga penjualannya mencapai 5.000 liter untuk kendaraan roda empat dan roda dua.

Antrean kendaraan yang mengisi pertalite terlihat di SPBU yang terletak di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Utara itu.

Pengawas SPBU milik CV Virgo Sarana Pratama itu, Joko Pratono, mengakui peningkatan terjadi di tiga hari pertama ada pertalite. SPBU-nya mulai memasarkan pertalite sejak hari Minggu (2/8).

“Hari pertama penjualan sebanyak 3.000 liter. Hari kedua naik menjadi 4.000 liter dan hari ketiga naik lagi menjadi 5.000 liter,” kata Joko, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8).

Di hari pertama, kata dia, SPBU-nya dapat pasokan pertalite 24 ribu liter. Banjir peminat, hari ini pasokan ditambah 8.000 liter.

Diakuinya, masyarakat sepertinya sudah mulai beralih menggunakan Pertalite. “Terutama dari pengguna premium,” kata Joko.

Sejak ada pertalite, diakuinya, penjualan premium menurun sekitar 1.000 liter setiap hari. Padahal sebelum ada pertalite, tiap hari premium terjual rata-rata 31 ribu liter. Sejak ada pertalite menurun jadi 29 ribu liter.

Kata Joko, SPBU-nya menyediakan dua mesin untuk BBM jenis Pertalite. Dua nosel (selang) untuk kendaraan motor dan empat selang untuk kendaraan roda empat. Diketahui, di Bogor baru dua SPBU yang ditunjuk memasarkan pertalite.

Pertamina mencatat ada peningkatan konsumsi BBM beroktan 90 itu. Peningkatan terjadi akibat migrasi konsumen premium.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, sampai hari ini konsumsi rata-rata pertalite di tiap SPBU sudah tembus 4,5 kiloliter (KL).

“Yang pindah adalah mayoritas dari Premium, dari Pertamax sedikit hanya kurang dari 1 persen. Jadi secara persentasenya, Pertalite sudah mencapai 13,5 persen, Premium sudah turun di angka 68,5 KL,” ujar Bambang, di Jakarta, Rabu (5/8).

Selisih harga yang tipis antara pertalite dengan premium diakuinya menjadi alasan migrasi pengguna premium. Premium dijual Rp7.300, sedangkan Pertalite Rp8.300.

Artikel ini ditulis oleh: