Sementara untuk membiayai seluruh masalah yang dihadapi Pertamina butuh uang sangat besar dan tak dapat ditunda. Beberapa sebab Pertamina mengalami kesulitan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Utang BBM pemerintah, BUMN dan swasta kepada pertamina sangat besar, tidak jelas kapan akan dibayar ke Pertamina. Utang pemrintah saja nilainya mencapai USD 8,8 miliar atau mencapai Rp. 126 triliun.

2. Pada sisi lainnya Utang pertamina dalam bentuk global Bond sangat besar mencapai 8,7 miliar dolar. Utang tersebut digunakan untuk membiayai penugasan yang diberikan oleh PEMERIINTAH.

3. Kewajiban keuangan (Liabilitas) pertamina yang sangat besar, mencapai 35 miliar dolar, sebagian besar adalah liabilitas jangka panjang 21 miliar dolar. Dengan kewajiban keuangan sebesar ini pertamina terbeban bunga, kurs dll.

4. Beban investasi awal pertamina untuk mengambil alih kontrak karya yang expired, beban untuk memgambil alihan rokan blok mencapai 780 juta dolar, sekitar Rp. 11 triliun.

5. Beban bunga pinjaman pertamina pada bank bank nasional juga sangat besar. Sehingga menyulitkan pertamina expansi hulu dan melaksanakan pembiayaan penugasan pemerintah.

Jadi jalan keluar bagi perbaikan kinerja pertamina adalah :

1. Urusan paling penting dari segala urusan sekarang adalah bagaimana Pertamina punya uang cukup. Maka caranya pemerintah bayar utang senilai Rp. 126 triliun. Pembayaran harus dilakukan demgan segera. Mengingat banyak blok blok migas yang expired yang dapat diambil alih dan butuh uang.

Artikel ini ditulis oleh: