Jakarta, Aktual.com – Peneliti dari CORE Indonesia, Muhammad Faisal melihat kinerja PT Pertamina (Persero) selama ini masih belum terlalu efisien. Sehingga rencana pemerintah untuk melakukan holding energi dengan mengakuisisi PT PGN (Persero) Tbk oleh Pertamina perlu dikaji ulang.
“Saya kira kebijakan holding energi dengan akusisi PGN oleh Pertamina perlu pembahasan yang matang. Karena kinerja Pertamina sendiri justru tidak efisien-efisien,” tutur dia kepada Aktual.com, Jumat (12/8).
Sehingga dengan kinerja Pertamina yang belum efisien dan boros itu membuat selama berpuluh-puluh tahun ini masih kalah jauh dari BUMN energi milik Malaysia.
“Itu fakta yang mestinya menjadi perhatian serius di internal Pertamina. Bahwa Pertamina masih ketinggalan jauh dari Petronas,” jelasnya.
Bahkan tak hanya terjadi di luar negeri, tapi juga di dalam negeri. “Makanya hal itu tentu saja harus diperhatikan sebelum ada kebijakan akusisi ini. Pertamina harus lebih efisien dulu,” jelas dia.
Memang perlu ada BUMN energi yang kuat dan besar yang memiliki kemampuan untuk ekspansi. Bukan hanya besar di dalam negeri tapi juga ekspansi ke luar juga penting.
“Tapi kalau Pertamina mau sebesar itu, maka harus terlebih dahulu memperhatikan aspek efisiensinya,” tandas Faisal.
Apakagi memang, pemerintah juga harus memperhatikan risiko dengan adanya proses akuisi itu. Mengingat, PGN sendiri sebagai perusahaan publik, yang tentu harus dibahas secara serius.
“Jadi, hal-hal teknis seperti itu mestinya betul-betul diatur pemerintah terlebih dahulu, jangan hanya ngomong holding energi saja. Dari sisi governance dan manajemen juga tidak berdampak negatif,” pungkas dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka