Jakarta, Aktual.co — Sejumlah warga pengguna kendaraan bermotor di Kota Gorontalo meminta, agar Pertamina Depot Gorontalo menindak tegas petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang nakal dan merugikan konsumen.
Amin Saleh, salah seorang pengguna kendaraan bermotor di Kota Gorontalo, Jumat (27/2), mengatakan alasan konsumen meminta agar Pertamina menindak tegas petugas SPBU, sebab menjelang pukul 19.00 atau 20.00 wita, bahan bakar minyak khususnya bensin sudah habis. Padahal masih banyak konsumen yang membutuhkan, yang mengherankan dan perlu dipertanyakan bensin justru banyak yang dijual oleh pedagang eceran yang hanya beberapa meter saja dari SPBU.
Dia menjelaskan, bensin yang dijual kepada konsumen oleh pedagang eceran yang berjualan dekat SPBU tersebut, harga Rp8000 per liter, sehingga ada kemungkinan terjadi permainan antara petugas dan pedagang. “Kami menduga petugas melakukan permainan dengan pedagang bensin eceran yang berjualan dekat SPBU, dan kemungkinan keuntungan dibagi bersama,” kata Amin.
Dia mengungkapkan, di Kota Gorontalo terdapat tujuh SPBU yang melayani penjualan bensin, solar dan pertamax dan setiap menjelang pukul 19.00 wita, bahkan ada yang sudah sejak sore bensin sudah habis terjual, padahal di pedagang eceran dekat SPBU stok masih melimpah.
Metris Arif salah seorang pemilik mobil angkutan mengatakan, pihak Pertamina harus melakukan penelitian dan investigasi tentang kondisi ataupun praktek yang dilakukan petugas SPBU sehingga dapat merugikan konsomen, sebab sudah tidak wajar lagi setiap hari bensin cepat habis, namun anehnya di pedagang eceran melimpah. Dia menjelaskan, praktek semacam ini sudah lama berlangsung, dan yang lebih parah lagi jika terjadi kelangkaan bensin di SPBU, yang banyak mengambil keuntungan justru pedagang yang berdekatan dengan SPBU tersebut.
Dia mengatakan, berdasarkan ketentuan dan surat edaran dari Pemerintah Provinsi Gorontalo bahwa pembelian dengan eceran oleh warga dengan cara diisi di jerigen ataupun gelong, harus mendapat surat keterangan dari pemerintah kelurahan ataupun desa, itupun jumlahnya hanya dibatasi lima liter per orang.
Pihak Kepala Pertamina Depot Gorontalo ketika dikonfirmasi tidak berada di tempat sehingga itu perlu juga adanya perhatian dari pemerintah daerah.
Artikel ini ditulis oleh:














