Jakarta, Aktual.com – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mengaku heran kepada PT Pertamina yang dinilai menutup-nutupi nama perusahan pemasok FAME (fatty acid methyl ester atau produk nabati dalam biodiesel) yang terkontaminasi dengan kandungan air.

Sikap demikian semakin menguatkan apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani kepada KPK agar ‘membersihkan’ PT Pertamina, mengindikasikan kebobrokan perusahaan itu.

Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman melihat, Ketakutan Pertamina untuk membuka nama perusahan dibelakang kasus Biosolar Campur Air telah membuktikan bahwa gembar gembor transparansi yang selama ini di sampaikan ke publik, hanyalah ‘topeng’ semata.

“Menurut info, pemasok FAME adalah perusahaan konglomerat Wilmar group yang dikenal sangat dekat dengan penguasa. Sehingga terkesan Pertamina menutup rapat informasinya,” kata Yusri, Jumat, (18/11).

Berdasarkan informasi yang didapati Yusri, bahwa nama Kapal yang mengankut FAME tersebut yaitu; Seroja V  milik PT Wilmar Nabati. Volume fame yang diangkut 5.000 KL dari kapasitas kapal 7000 Kl, sehingga  ada spare kosong 2000 Kl. Dengan demikian sangat minim untuk terjadinya unsur ketidaksengajaan pencemaran air ke dalam FAME.

“Saya mencurigai praktek keliru ini sudah lazim dilakukan antara pemasok dengan oknum-pertamina yang bertujuan untuk meraih keuntungan besar dan dibagi bagi oleh oknum-oknum tertentu,” tuturnya.

Berdasarkan prosedur kapal yang memuat FAME sebagai bahan baku biodiesel yang dicampur dengan solar original dengan komposisi FAME 20 persen dan Solar 80 persen semestinya dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, muatan kapal saat membongkar di Tanjung  Priok yang selanjutnya dikirim ke depo TBBM Plumpang,  harusnya terlebih dahulu dilakukan pengecekan kualitasnya, baik dari aspek volum mapun komposisinya.

Setelah beres, baru dilakukan batching, dicampur antara Fame dengan solar. Kemudian sebelum didistribusikan ke SPBU melalui armada truck tangki, tentunya ada pengecekan terlebih dahulu kualitas hasil campuran tersebut.

“Ternyata semua prosedur yang ada tidak ada pengecheckan apapun, dan setelah dicampur langsung didistribusikan dan terbukti Biodiesel Fuel itu tercampur air sehingga banyak mobil konsumen yang memakai Biodiesel fuel tersebut mogok dan komplain,” tandasnya.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka