Pekerja beraktivitas di Stasiun Pengumpul Cilamaya Field Subang Pertamina EP, Karawang, Jabar, Jumat (2/10). Hasil gas CO2 di fasilitas produksi CO2 Removal Stasiun Pengumpul Cilamaya didistribusikan untuk kebutuhan industri seperti PT Samator, PT Aneka Gas Industri, dan PT Linde. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Pertamina EP telah menandatangani Head of Agreement (HoA) terkait penjualan gas di unitisasi Jambaran – Tiung Biru (JTB), Jawa Timur, dengan Pertamina (Persero). Di lapangan JTB sendiri Pertamina EP mempunyai share kelola sebanyak 8 persen.

“Kami tentu berharap proyek ini cepat berjalan, sehingga kedua belah pihak (penjual dan pembeli) bisa mendapatkan manfaatnya, selain Juga bisa menambah pemasukan bagi negara” ujar President Director PT Pertamina EP, Rony Gunawan melalui keterangan tertulis yang diterima di Cirebon, Sabtu (19/12).

Menurutnya, setelah merampungkan perjanjian jual beli ini diharapkan proyek di JTB akan cepat terealisasi. Perjanjian ini juga memuat Pertamina EP yang mendapatkan share 8 persen struktur JTB, menjual gas kepada Pertamia (persero) yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk keperluan listrik atau Industri.

Diperkirakan proyek Lapangan JTB yang saat ini dikelola oleh Pertamina Cepu (PEPC) akan memulai kegiatan fisik pada pertengahan tahun 2016.

Lapangan JTB ditargetkan mulai produksi sebesar 227 juta kaki kubik gas bumi per hari pada kuartal pertama 2019 dan mencapai puncak produksi sebesar 315 MMSCFD pada 2020.

Sementara itu, guna meningkatkan produksi lanjutan, Pertamina EP Jatibarang, Cirebon, mengembangkan program “Well Intervention” atau perawatan maksimal terhadap lapangan offshore X-Ray serta Struktur Randegan (RDG).

Jatibarang Field Manager Ceppy Agung Kurniawan, mengungkapkan bahwa Lapangan X-Ray merupakan backbone dalam produksi Jatibarang Field dan akan terus dikembangkan kedepannya.

Lapangan X-Ray sendiri terdiri dari empat remote platform yakni X-Alpha (XA), X-Bravo (XB), X-Delta (XD) denga jumlah keseluruhan ada 34 sumur di X-Ray. Dari ke-34 sumur tersebut, ada 20 sumur minyak aktif yang beroperasi dengan Electric Submersible Pump (ESP) dan 2 sumur gas non asso dengan natural flow.

Umur X-ray yang terbilang tua yakni 40 tahun tidak membuat produksinya menurun. Melalui inovasi yang terus dilakukan pencapaian produksi X-Ray di tahun 2015 (year to date 17 Des 2015 ) mampu mencapai 2.112 bopd.

“Program reaktivasi dari sumur-sumur suspended Lapangan X-ray akan terus dilajutkan di tahun 2016. Upaya peningkatan produksi ini tidak terlepas dari kerjasama tim antar fungsi terkait seperti Ekploitasi dan Surface Facility Asset 3,” kata Ceppy.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka