EWP menyambut baik adanya MoU ini, di mana EWP menawarkan solusi ESG untuk memanfaatkan energi yang berlebih atau terbuang percuma untuk menciptakan nilai baru dan mengurangi emisi.
Antara PHR dan EWP memiliki pandangan yang positif terhadap permintaan daya untuk layanan penyimpanan dan pemrosesan data, serta berkomitmen untuk berkontribusi secara positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Saya dengan bangga mengumumkan bahwa kolaborasi kami dengan Pertamina terus berlanjut, menandai pencapaian dalam misi EWP untuk menerapkan solusi ESG untuk mengatasi tantangan, yaitu pemborosan energi dan dampak lingkungan dari pembakaran gas. Senang sekali bisa bekerja sama dengan mitra yang memiliki visi yang sama dengan kami dalam mendukung transisi energi global melalui penciptaan model bisnis yang berkelanjutan dan inovatif,” kata Ingvil Smines Tybring-Gjedde yang merupakan CEO dan salah satu pendiri EWP serta mantan Menteri Keamanan Publik Nasional Norwegia dan Deputi Menteri Perminyakan dan Energi Norwegia.
Antara PHR dan EWP sepakat melakukan studi kelayakan bersama untuk potensi penyebaran infrastruktur pusat data modular EWP di beberapa lapangan di Wilayah Kerja (WK) Rokan untuk menilai pemanfaatan gas suar untuk menghasilkan daya komputasi.
Menurut International Energy Agency (IEA), jumlah kelebihan energi di dunia sangat besar, yakni 150 miliar meter kubik terbuang melalui pembakaran setiap tahun, setara dengan 350 juta ton CO2.
Kolaborasi ini akan memanfaatkan keahlian EWP dalam mengubah kelebihan energi, yang jika tidak akan terbuang melalui pembakaran gas, menjadi tenaga listrik untuk pusat data modular yang terdepan dan komitmen Pertamina untuk keunggulan operasional dan standar lingkungan yang lebih baik.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan