Jakarta, Aktual.com – Wacawan impor gas dari Singapura dirasa aneh dan menjadi pertanyaan oleh komisi VII DPR, karenanya Direktur Gas PT Pertamina Yenni Andayani menjelaskan kepada DPR bahwa keinginan impor itu bukan datang dari Pertamina.
“Jadi memang pemberitaan impor LNG dari Singapura itu bukan datang dari kami. Yang kami ketahui adanya pembahasan pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan) bersama pihak Singapura yang mana barang kali sebagai pemasok pada PLN,” kata Yenni di Komisi VII DPR, ditulis Rabu (30/8).
Memang keinginan pemerintah melakukan impor gas dari Singapura merupakan kebijakan kontroversi, pasalnya negara tetangga itu tidak memiliki ladang gas dan dikenal sebagai negara broker, oleh karenanya disinyalir gas yang akan dijual ke Indonesia merupakan gar dari negara Indonesia sendiri.
Selain itu, persediaan produksi gas dalam negeri juga mengalami kelebihan stok. pada acara Gas Indonesia Summit 2017 di Jakarta Convention Centre bulan lalu, Pemerintah memperkirakan tidak perlu melakukan impor gas hingga pada tahun 2019 karena adanya tambahan produksi dari Lapangan Jangkrik yang dikelola oleh ENI. Produksi gas juga akan meningkat apabila Lapangan Tangguh Train 3 dan Blok Masela juga berproduksi sesuai rencana.
Berdasarkan data Neraca Gas Bumi Indonesia, memang sebelumnya diperkirakan Indonesia perlu melakukan impor gas pada tahun 2019. Namun setelah dilakukan update, ternyata terjadi penurunan kebutuhan karena program kelistrikan 35.000 MW yang belum rampung serta adanya peningkatan produksi dari Lapangan Jangkrik yang dikelola ENI yang semula 450 MMSCFD, dapat ditingkatkan menjadi 600 MMSCFD.
“Lapangan Jangkrik ini maju kan (produksinya), ternyata bagus (hasilnya). Yang tadinya didesain 400 sampai 450 MMSCFD, pas dites bisa sampai 600 MMSCFD. Jadi kemungkinan besar 2019 tidak perlu impor,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja pada waktu itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby