Jakarta, Aktual.com — Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Rachmad Hardadi mengungkapkan bahwa pihaknya akan menjajaki kerjasama dalam pengembangan kilang minyak (Refinery Development Master Plan/RDMP) dengan perusahaan asal Jepang, JX Nippon Oil and Energy Corporation untuk kilang yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Rachmad berharap penandatanganan kesepakatan antara kedua perusahaan diharapkan bisa dilakukan akhir tahun ini. Sayangnya, pihak JX Nippon sendiri menginginkan waktu lebih lama lantaran masih ada kajian tertentu yang perlu dilaksanakan.
“Mudah-mudahan segera ketemu kesepakatannya seperti dengan Saudi Aramco. Kita inginnya November ini sudah bisa (ditandatangani), tapi pihak JX Nippon butuh waktu kira-kira 3 hingga 4 bulan lagi,” ungkap Rachmad di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (24/11).
Ia memaparkan, apabila nanti bentuk kerjasama yang dilakukan berupa perusahaan patungan (joint venture) bernilai USD 5 miliar dimana Pertamina akan memiliki porsi kepemilikan sebesar 70 persen. Dengan kerja sama ini, maka nantinya kilang Balikpapan akan memiliki kapasitas 360 ribu barel per hari (BOPD) dari kapasitas saat ini 260 ribu BOPD.
Kerjasama ini juga dilakukan demi memenuhi target peningkatan kapasitas seluruh kilang Pertamina yang dijadwalkan sebesar 2,3 juta BOPD di tahun 2026, atau meningkat 1,3 kali lipat dibanding kapasitas sekarang sebesar 1,04 juta BOPD.
“Dengan adanya RDMP Balikpapan dan Cilacap, kami harap kapasitas kami bisa mencapai 1,42 juta BOPD di tahun 2021. Sehabis ini kami ada dua RDMP lagi di Balongan dan Dumai, mungkin menyusul sehabis ini,” terang dia.
Saat ini, Pertamina memiliki 6 buah kilang yang tersebar di Dumai, Balongan, Cilacap, Plaju, Balikpapan, dan Sorong. Rachmad mengatakan kalau Pertamina akan membangun satu kilang baru lagi di Tuban, di mana mitra konstruksi kilang sudah ada pada kuartal I tahun depan berbentuk joint venture dengan kepemilikan minimal 51 persen bagi Pertamina.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka