Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina Persero masih malu-malu dan berupaya menutup-nutupi siapa saja yang menjadi partner joint venture pada proyek pembangunan terminal LNG (Gas Alam Cair) di Bojanegara, Banten, Jawa Barat. Hal ini bisa dimaklumi karena proyek tersebut digarap oleh perusahaan yang memiliki hubungan dekat dekan pemegang jabatan di pemerintahan.

Vice President of the Liquefied Natural Gas ( LNG) PT Pertamina(Persero), Didik Sasongko Widi ketika ditanya siapa saja yang terlibat pada proyek tampa tender tersebut, dia menjawab bawa hal itu merupakan bagian dari kerahasiaan perusahaan.

“Joint venture siapa, wah report saya, itu confidential. Tapi yang jelas ada perusahaan dari Jepang yang merupakan partner kami yang sebelumnya sebagai pembeli LNG dari pertamina. Karena kita long time relationship, mereka punya pengetahuan maka kita ajak mereka kerjasama,” katanya, Minggu (9/10).

Diketahui konsorsium proyek ini terdiri dari PT Bumi Sarana Migas (BSM), Tokyo Gas, Mitsui dan Pertamina. Adapun BSM sendiri merupakan perusahaan milik anak Wapres JK, yakni Solihin Kalla.

Berdasarkan Akte Keputusan Rapat No.03, tanggal 15 Juli 2014, oleh M. Natsir Thaif, SH, Notaris di Kabupaten Maros Sulsel, berikut komposisi dan petikan badan hukum dari PT BSM.

1. Maksud/tujuan usaha: Menjalankan Usaha-usaha di bidang Ketenagalistrikan.
2. Modal Dasar Rp 40 Miliar
3. Modal Disetor sebesar Rp10 Miliar terdiri dari pemegang saham:
a) PT. Bumi Sarana Utama pemegang saham mayoritas.
b) PT.Maega Berkah sebagai pemegang minoritas.
4. Susunan Direksi dan Komisaris
a) Direktur Utama: Dra. Hj. Fatimah Kalla
b) Direktur; Tuan Haji Solichin Jusuf Kalla
c) Komisaris Utama; Ir. Hj. Farida Kalla
d) Komisaris; Andi Burhanuddin Lestim, SE, MM

Selanjutnya PT. Nusantara Gas Services (PT PMA) yang akan bertindak menjadi operator PT. BSM untuk mengoperasikan terminal Bojonegara Banten, memiliki Izin Prinsip Penanaman No.1740/1/IP/PMA/2014 dengan komposisi dan petikan sebagai berikut:

1. Tujuan usaha: Industri Pemurnian dan Pengolahan Gas
2. Modal Dasar Rp500 Miliar.
3. Modal Disetor Rp125 Miliar oleh:
a) PT. Bumi Sarana Migas Rp25 Miliar
b) JKM Capital Pte Ltd Rp100 Miliar
4. Susunan Direksi dan Komisaris
a) Direktur: Ir. Achmad Faisal
b) Komisaris Utama: Solihin Jusuf Kalla
c) Komisaris Ir. Ari Hermanto Soemarno.

Sehingga dari proyek terminal LNG di Bojanegara, Banten, Jawa Barat ini, sangat wajar apabila PT Pertamina tidak mampu untuk bersikap transparan, karena proyek yang memanfaatkan BUMN Pertamina ini memang menyeret orang-orang ternama.
Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby