Jakarta, Aktual.co — Media Manager PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan bahwa negara akan merugi puluhan triliun per tahun dari pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Hal itu dikarekan di area pembangunan pelabuhan terdapat blok migas yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), yang memproduksi minyak sebesar 40 ribu bph dan gas 200 mmscfd.

“Berkurangnya pendapatan APBN karena kehilangan produksi PHE ONWJ sebesar 40 ribu bph minyak dan 200 mmscfd gas, setara dengan Rp60 miliar per hari atau Rp21 triliun per tahun,” kata Adiatma di Jakarta, Selasa (10/3).

Selain itu, lanjut dia, pasokan gas ke PLTG Muara Karang dan PLTG Tanjung Priok juga akan terganggu. Sebelumnya disebutkan bahwa 60 persen gas dari blok tersebut dialirkan ke PLTG-PLTG di Jakarta dan 40 persen dialirkan ke industri, salah satunya industri pupuk.

“Jakarta akan terdampak langsung karena sumber gas ini untuk menjalankan pembangkit PLN. Jakarta bisa gelap,” ujarnya.

Ia menjelaskan, di blok migas itu, ada pipa yang mengalirkan BBM dan gas ke kilang Balongan. Kalau operasional pipa-pipa migas itu berhenti, dikhawatirkan pasokan migas ke kilang Balongan dari ONWJ akan terganggu. Ketersediaan BBM untuk wilayah Jakarta dan pasokan BBG untuk TransJakarta dipastikan akan terganggu.

“Pasokan gas untuk industri seperti Pupuk Kujang dan Krakatau Steel dan 27 industri lokal akan terhenti,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka