Dirut Pertamina Dwi Soetjipto

Jakarta, Aktual.com — PT. Pertamina (Persero) mengaku merugi sampai Rp15,2 Triliun. Angka itu bertambah Rp2, 7 triliun jika dibanding dengan kerugian awal Juli lalu sebesar Rp12,5 Triliun.

Padahal sampai saat ini harga BBM bersubsidi masih tetap sejak sekitar 6 bulan lalu, ditengah harga minyak dunia sedang turun. Maka aneh kalau Pertamina mengaku merugi sampai belasan triliun rupiah.

“Kinerja Pertamina dibawah kepemimpinan Dwi Soetjipto terkesan amburadul dan tidak cakap memanage perusahaan BUMN terbesar itu. Jauh dibanding dengan kepemimpinan Direksi Pertamina sebelumnya,” ujar Koordinator Masyarakat Energi Indonesia, Agung Sanjaya lewat siaran pers, Selasa (22/9).

Agung menambahkan kabar tidak sinkronnya komunikasi antar Direksi Pertamina menunjukan Dwi Soetjipto tidak punya leadership sebagai Direktur Utama Perusahaan.

Hubungan yang buruk dengan perusahaan energi lainnya yaitu PLN terkait dengan soal penetapan harga jual gas menjadi catatan minimnya kemampuan negosiasi Dwi Soetjipto.

“Ditambah dengan kritik pedas Menteri Perhubungan Jonan terkait mahalnya harga avtur Pertamina membuat wajah Pertamina semakin kusam,” jelas Agung.

Mimpi menjadikan Pertamina sebagai perusahaan energi kelas dunia semakin “jauh panggang dari api” kalau management Pertamina masih seperti sekarang.

Soal kerugian Pertamina yang sangat fantastis kata Agung, sebaiknya Komisi VI DPR segera memanggil Direktur Utama Pertamina untuk diminta klarifikasi dan pertanggung-jawabannya.

Selain itu Agung mendesak Badan Pemeriksa Keuangan melakukan audit investigatif untuk mengukur kedalaman serta sejauh mana kerugian tersebut benar, mengingat gaji dan tunjangan pegawai Pertamina besar sekali dan standard perusahaan internasional.

“Agar hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi. Kalau ditemukan kejanggalan maka harus ditelusuri lebih dalam lagi. Jika kondisi ini berlangsung lama, kami khawatir kinerja perusahaan energi ini kian terpuruk,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan