Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR, Harry Purnomo meminta PT Pertamina (Persero) tidak memaksakan proses konversi dari BBM minyak tanah ke LPG pada suatu daerah jika memang infrastrukturnya belum cukup mampu menunjang proses distribusi.
Pemaksaan keadaan yang telah terjadi di beberapa tempat membuat harga jual LPG menjadi mahal dan pada akhirnya banyak masyarakat yang seharusnya tidak berhak mengkonsumsi LPG bersubsidi, malah memanfaatkannya karena faktor keadaan.
“Kalau daerah belum punya infrastuktur LPG yang cukup, jangan gagah-gagahan konversi minyak tanah ke LPG. Di Sulawesi Tengah dan Utara belum layak konversi sehingga sangat mahal, tetapi Pertamina gagah-gagahan” kata dia ditulis Rabu (6/9).
Menurut Harry tindakan pemaksaan konversi merupakan kebijakan yang tidak logis secara perhitungan bisnis, karena itu dia mensinyalir tidak menutup kemungkinan adanya kepentingan yang dikuar prioritas korporasi.
“Saya nggak ngerti apakah hanya mencari order impor LPG supaya makin besar, carter kapal supaya makin banyak. Saya bicara seperti ini karena hal itu tidak masuk akal, katanya bicara efisiensi kok begini,” heran dia.
(Reporter: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka