Sebagaimana diketahui, sengitnya tarik menarik kepentingan dalam proses pemilihan Dirut Pertamina telah menyebabkan keterlambatan tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.

“Dirut Belum (dipilih). Plt diperpanjang karena ini waktu kan proses, ada TPA segala. Jadi diperpanjang oleh Dekom (Dewan Komisaris) satu bulan lagi,” kata Menteri BUMN, Rini Soemarno di Jakarta, Kamis (2/3).

Berkaitan dengan pemilihan Dirut Pertamina ini, nama Rachmat Hardadi disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Namun Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean, menilai sosok Rachmat Hardadi bukanlah orang yang tepat untuk menjabat sebagai orang nomor wahid di perusahaan BUMN itu.

“Rachmad Hardadi bukanlah orang yang tepat untuk menduduki posisi Dirut Pertamina. Ada beberapa alasan yang membuat kami ragu akan kemampuan, kapasitas, kapabilitas serta visi dari Dia terhadap Pertamina,” kata Ferdninand kepada Aktual.com, Jumat (17/2).

Menurutnya, Rachmat Hardadi ketika menjabat Direktur Pengolahan, dia tidak mampu menunjukkan profesionalitas.

“Kita lihat banyak kilang tidak diurus dengan benar. Jadwal maintenance tidak dilakukan, sehingga dampaknya beberapa bulan lalu terjadi gangguan secara beruntun,” tukasnya.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka