Jakarta, Aktual.com – Presiden Direktur PT Sarana GSS Trembul, Bambang Mulyadi mengaku ada permintaan uang dari PT Pertamina (Persero) pada setiap Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO).
Besaran nominal permintaan itu, kata Bambang, sangat bervariasi tergantung dari jenis kerjasama yang akan ditandatangani. Dia sendiri mengaku telah diminta oleh Pertamina sebesar USD500 ribu dalam KSO area Trembul.
“Semua mitra KSO pertamina, itu sebelum kontrak tandatangan dengan Pertamina, diwajibkan membayar uang OCP (opportunity Cash Payment) Sejenis bonos gitulah untuk Pertamina,” kata Presiden Direktur PT Sarana GSS Trembul, Bambang Mulyadi di Jakarta, (3/11).
Kemudian dia melanjutkan, untuk KSO lapangan operasi, Pertamina mematok minimal sebesar USD500 ribu, namun untuk lapangan ekplorasi sumbangan minumal USD100 ribu.
Selain uang cuma-cuma itu, dia juga diwajibkan menyerah uang jaminan USD1,5 juta untuk melakukan operasi minyak dan gas bumi di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Berikutnya adalah uang komitmen proyek yang besarannya disesuaikan dengan nilai investasi pada setiap proyek itu sendiri. Bagi PT Sarana GSS Trembul dikenakan sebesar USD7,8 juta untuk keperluan mengebor beberapa sumur dan kebutuhan seismik.
“OCP ini diluar dari cost recovery. Memang pemberian kita kepada Pertamina dan tidak dikembalikan. Selain uang OCP ini kami juga menyerahkan uang garansi USD1,5 juta, itu sedang kami siapkan, dan minggu depan akan kita selesaikan sehingga kita bisa mulai bekerja. Selanjutnya ada uang komitmen tergantung proyek berapa sumur, seismik dan study lain. Kalau kami, kena USD7,8 juta,” pungkasnya.
(Laporan: Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka