Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) dibuat repot dan bersusah paya untuk mempertanggungjawabkan dalam bentuk penanggulangan dampak kegagalan transaksi minyak dari Libya oleh kontraktor Glencore.
Penolakan oleh Pertamina terhadap kiriman kargo dari Glencore yang diketaui tidak sesuai komposisi, tentunya mengganggu perencanaan yang telah diproyeksikan oleh Pertamina. Namun Vice President ISC Pertamina, Daniel Purba mengaku akan menutupi kebutuhan tersebut dengan crude domestik.
“Jadi memang crude yang ke Dumai, kan kita di tanki juga ada stok. Jadi kalau ke Dumai itu 600 ribu barel, kapasitasnya raning sekitar 120 ribua-an barel, maka 5 hari, kira-kira gitu. Nanti kita pakai stok yang ada dan juga melakukan tambahan dari minyak mentah Banyu Urip dan Duri, itu kita bawa ke sana,” kata Daniel di Gedung Pertamina Pusat, Rabu (21/9)
Adapun penanganan di kilang Balik Papan sepenuhnya akan menggunakan stok persediaan bulan Oktober dan akan dipenuhi kembali atau diganti pada pengadaan bulan November.
“Kalau di Balik Papan 250 ribu Bopd, kalau 600 ribu itu, sekitar 2,5 hari operasi, stoknya banyak disana. Jadi tambahannya kita isi di september nggak masalah. Mungkin stok akan turun di Oktober tapi kita akan penuhi di Novembernya,” timpalnya.
Dia menegaskan dan meyakinkan masyarakat bahwasanya insiden ini mampu diatasinya dan tidak akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan konsumen. “Kita pastikan tidak ada dampak dengan suplai BBM, karena kilang akan tetap berjalan normal, tidak ada penurunan produksi, minyak yang kita olah tidak terlalu bergeser dari tipe Sarir dan Mesla itu,” tandasnya.
Seperti diketahui, Pertamina menolak secara resmi crude oplosan yang dikirim dari pemenang tender yakni, Glencore. Pertamina meyakini minyak mentah tersebut tidak sesuai komposisi pesanan seperti yang disepakati pada saat lelang.
Daniel Purba menuturkan bahwa ternyata minyak yang berasal dari negara Libya itu memiliki perbedaan kandungan komposisi dari yang disepakati 70% Sarir dan 30% Mesla, namun yang datang malah sebaliknya 30% Sarir dan 70% Mesla.
“Jadi kemaren komposisinya terbalik, maka kita pending. Kapal yang di Balik Papan sudah bertolak keluar Indonesia, dia ke Singapura. Saya lupa sejak tanggal berapa itu. Tapi kalau yang tujuan Dumai, dia nggak jadi, putar balik di jalan,” kata Daniel Purba.(Dadang Sah)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid