Petugas mengisi BBM jenis Pertalite ke tangki motor di salah satu SPBU di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/10). Pertamina manargetkan sekitar 2.000 SPBU di Indonesia menjual produk Pertalite hingga akhir 2015. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Kecurangan pertamina terhadap masyarakat terus berlangsung, pertamina ngotot tidak mau menurunkan harga penjualan BBM kepada masyarakat ditengah harga minyak dunia mengalami tren penurunan hingga ke titik dasar dibawah USD30 per barel.

Sedangkan kebalikannya, disaat harga minyak dunia mengalami kenaikan, biasanya Pertamina secara egois serta merta menaikkan harga penjualan BBM pada masyarakat.

Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Mohammad Reza Hafiz menyerukan masyarakat agar mempertanyakan alasan Pertamina yang mengatakan keuntungan dari masyarakat digunakan untuk menambal utang.

“Masyarakat perlu mempertanyakan profit pertamina, kemana larinya keuntungan tersebut, jika digunakan untuk menambal kerugian Pertamina, apakah sudah lunas? harus dibuka data-data tersebut ke publik sehinggga transparan,” tulisnya melalui pesan elektronik kepada Aktual.com, di Jakarta, Kamis (4/2)

Dia juga merasa heran terhadap kinerja pemerintah, dengan realokasi dana yang sangat besar melalui pencabutan subsidi BBM tapi malah pemerintah mengaku kekurangan dana dan terus meningkatkan hutang negara.

Selain itu, proyek Infrastruktur yang di gembar-gemborkan oleh pemerintah selama ini, sudah lebih dari satu tahun periode pemerintahan Jokowi-JK, namun janji-janji tersebut Belum dirasakan oleh masyarakat.

“Kita tahu realokasi subsidi BBM yang besar itu dialihkan untuk anggaran infrastruktur, tapi hasilnya belum terlihat begitu jelas, malah pemerintah tambah utang yang akhirnya beban ke APBN lagi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka