Petani memanen cabai merah di Pamekasan, Jawa Timur, Senin (28/9). Dalam dua pekan terakhir harga cabai merah ditingkat petani turun dari Rp15 ribu per kg menjadi Rp10 ribu per kg karena di sejumlah daerah masuk musim panen. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/nz/15

Sibolga, Aktual.com – Kenaikan harga komoditas Cabai sejak sepekan terakhir di Kota Sibolga tak hanya dikeluhkan masyarakat. Pedagang Cabai juga mengkhawatirkan dampak dari kenaikan itu, yakni jika berlangsungnya Operasi Pasar oleh pemerintah dan lembaga terkait.

“Kalau soal harga, iya memang berdampak pasti. Tapi yang paling kita khawatirkan itu, kalau terjadi Operasi Pasar,” tutur Sinambela, pedagang cabai di jalan Patuan Anggi Sibolga kepada Aktual.com, Selasa (15/3).

Kata Sinambela, kekhawatiran itu jika Operasi yang dilakukan di kawasan pusat-pusat perbelanjaan. Dimana cabai yang dijual para pedagang dipastikan tak akan laku, karena kalah bersaing dengan harga Operasi.

“Kita jual misalnya empat puluh enam ribu, dijual orang itu (operasi pasar) empat puluh dua atau empat puluh tiga ribu, dan mereka jualnya dekat pasar, ya pasti gak laku cabai kita,” tutur wanita yang awalnya enggan untuk di wawancarai Aktual.com itu.

Sinambela mengharapkan, agar operasi pasar yang dilakukan juga mempertimbangkan keberlangsungan para pedagang di pusat-pusat perbelanjaan.

“Ya, jauh lah maunya mereka buat. Jangan, karena ingin membantu yang lain, kita (pedagang-red) yang jadi korban. Ya, sama-sama enaklah,” katanya.

Untuk diketahui, harga Cabai di daerah itu mengalami signifikan sejak sepekan terakhir. Harga komoditas itu mencapai Rp46 ribu per kilonya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka