Bali, Aktual.com – Ada pemahaman umum bagi masyarakat Indonesia jika hewan-hewan turun gunung, maka akan menjadi pertanda akan segera meletus. Begitu juga warga di sekitar lereng Gunung Agung, banyak yang mempercayai bahwa sebelum hewan-hewan turun, maka gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut belum akan meletus. Namun, tanda alam itu ternyata tak melulu benar. Setidaknya hal itu yang disampaikan oleh Ketua Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk Gunung Agung, Devy Kamil Syahbana.
“Tidak melulu tanda hewan turun berarti gunung akan meletus,” kata Devy, di Bali, Jumat (20/10).
Kendati begitu, Devy enggan menyalahkan pemahaman umum masyarakat tersebut.
”Kita tidak menyalahkan itu ya. Mungkin itu kearifan lokal dari masyarakat. Mereka mempercayai itu dan itu adalah hak mereka,” jelas Devy.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG itu melanjutkan, tugas lembaganya adalah memberikan rekomendasi mengenai aktivitas Gunung Agung secara ilmiah berdasarkan data-data yang mereka rekam dengan peralatan canggih.
“Kalau data-data menunjukkan aktivitasnya naik ya, kita naikkan. Lalu kita melakukan asessment bahaya itu lewat pemodelan,” tuturnya.
Dengan menyatakan hal itu, Devy bukan ingin menyalahkan kepercayaan umum masyarakat itu. ”Lalu, apakah yang dipercaya masyarakat salah? Saya tidak mau mengatakan salah, karena itu dua pendekatan yang berbeda. Kita melakukan pendekatan melalui peralatan, sementara mereka pendekatannya melalui perilaku hewan. Kalau masalah perilaku hewan saya tidak tahu. Itu bukan bidang saya,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka