Hanya saja, Devy mengingatkan banyak kompleksitas yang tak melulu dipahami oleh masyarakat bahkan hewan sekalipun dalam hal kebencanaan gunung api.
“Tapi pertanyaannya apakah hewan selalu selamat di setiap letusan? Itu juga harus dipertimbangkan,” sarannya.
Gunung St. Helen di Skamania County, Washington DC, Amerika Serikat memiliki pengalaman berbanding terbalik dengan kepercayaan umum masyarakat Indonesia.
“Di St. Helen itu kan miliaran jumlah hewan mati karena letusannya pada tahun 1980. Itu adalah bukti bahwa sebetulnya alam ini mempunyai tanda-tanda yang mungkin tidak bisa dipahami secara komprehensif bukan hanya oleh manusia, tapi juga oleh hewan. Buktinya hewan juga banyak jadi korban,” papar dia.
Di Indonesia, dalam hal letusan Gunung Merapi tak sedikit hewan yang mati. ”Kalau kita lihat kasus Merapi, banyak juga hewan yang mati. Tidak semuanya selalu selamat,” ulasnya. “Yang paling bijak ketika dia beraktivitas adalah hormati Gunung Agung. Nanti suatu saat dia normal kita bisa balik lagi. Tapi kalau dia di atas normal tapi kita cuek-cuek saja, jangan sampai dipikir kita nantangin,” demikian Devy.
(Reporter: Bobby Andalan)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka