“Selamat hari anti Trump” ini adalah ucapan yang banyak didengar di cafe-cafe dan di restoran Pizza di kota Skokie, Illionis pekan ini menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat.
Seperti kita ketahui bahwa akhir-akhir ini banyak berita terkait salah satu calon presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sering mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kontroversi dan unjuk rasa di Amerika Serikat. Sebagian besar masyarakat tidak menyukai miliarder yang satu ini yakni salah satu kandidat dari Partai Republik.
“Trump sangat berbahaya. Saya tinggal dan merasakan hidup di perang dunia II,” kata Vera. “Jika kamu berfikir hidup kamu akan lebih bahagia apabila menyingkirkan sekelompok orang, kamu tahu maksud pembicarahaan saya?. Menambahkan vera, seperti dilansir dari laman qz.com (17/3).
Vera datang ke Amerika Serikat dari Hongaria pada tahun 1956, menurutnya betapa mudahnya saat itu mendapatkan kartu hijau sebagai pengungsi. Hal ini terkait dengan pernyataan Trump dalam kampanyenya yang akan mengusir para imigran.
Skokie, adalah desa yang dikenal dengan kegagalan oleh Partai Nasional Sosialis Amerika, Skokie pada Maret 1977. NSPA juga disebut dengan Neo-Nazi (Nazi gaya Baru) Yang dipimpin oleh Frank Collin dan berencana untuk pawai jalan kaki melewati kota yang sebagian besar penduduknya adalah Yahudi, yang juga menjadi rumah 8000 korban Holocaust setelah perang dunia II.
Ketika pemerintah daerah berusaha menghentikan pawai, para NSPA menggugat mereka, dan kasus itu sampai ke Mahkamah Agung AS, di mana kejadian itu pula yang menjadi cikal bakal keputusan penting tentang kebebasan berbicara dan berkumpul. Neo-Nazi diberi izin untuk mengadakan perjalanan mereka di Skokie dan berhasil masuk ke kota “The Blue Brothers”.
Alan Kraus, yang saat ini telah berusia 60 tahun mengatakan betapa kejamnya kaum Nazi saat itu. “jika mereka mencoba melarikan diri dari desa itu, maka mereka akan mempunyai satu kaki”, berkata Alan Kraus.
Dan puluhan tahun kemudian, Kraus mengatakan bahwa Trump membuat semakin beringasnya aksi unjuk rasa, “Ini menimbulkan teringat kembali kenangan dari apa yang bisa terjadi.”
Saidel juga berharap, bahwa perilaku orang-orang yang pergi ke pertemuan Trump tidak sama seperti “Brown Shirts” sayap militer partai Nazi (memakai seragam berwarna coklat). Dan “Trump jauh lebih berbahaya daripada Frank Collin,” kata Saidel, yang meliput kejadian pada Maret 1977 sebagai reporter untuk koran lokal.
Trump juga sering mengeluarkan pernyataan yang bermuara pada kebencian rasial. “Dia gila! Dia bertindak seperti orang bodoh! Semua orang adalah seorang imigran,” kata Bernice Oliff.
“Dia pengganggu orang ke cara berpikir. Itulah yang Hitler dan Mussolini lakukan.” Sandy 87 tahun mengatakan sambil mengepalkan tangannya.
Artikel ini ditulis oleh: