Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo sebelum pengesahan APBN 2016 sempat bertolak ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Barack Obama. Kabarnya, pertemuan tersebut diatur oleh konsultan asal Singapura, dengan biaya sebesar 80 ribu dollar AS.

Menurut akademisi dari Australia National University (ANU), Dr. Michael Buehler, dalam artikelnya di website kampus itu mengatakan, pertemuan Jokowi dengan Obama itu diatur oleh konsultan dari Singapura dan sebuah perusahaan PR di Las Vegas. Uang 80 ribu dollar AS itu digunakan untuk membayar perusahaan PR tersebut.

Buehler dalam artikelnya, bahkan hingga keheranan. Dia mempertanyakan kemampuan orang-orang dibelakang Jokowi, khusunya Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Buehler menyebut koordinasi dan kemampuan melobi pihak Indonesia mengecewakan.

Dalam artikelnya Buehler yang dikutip dari asiapacific.anu.edu.au/ memaparkan, konsultan Singapura Pereira International PTE LTD menjalin kontrak dengan perusahaan di Los Angeles, R&R Partners, Inc. Kontrak yang ditandatangani pada 8 Juni 2015 lalu itu, tercatat dalam administrasi Kementerian Hukum AS pada 17 Juni.

Tertuang dalam kontrak tersebut, R&R Partners berperan sebagai pihak yang mewakili lembaga eksekutif Indonesia. Merekalah yang akan mengatur pertemuan antara Jokowi dengan pembuat kebijakan dan anggota Kongres serta Kementerian Luar Negeri AS.

R&R Partners juga sepakat untuk mengusahakan agenda pidato Jokowi saat bertemu dengan anggota Parlemen AS di Kongres. Kontrak tersebut ditandatangani Sean Tonner, selaku perwakilan R&R Partners dan Derwin Pereira dari Pereira International.

Dalam kontrak tersebut, pembayaran sebesar 80 ribu dollar AS bisa dilakukan sejak 15 Juni, dan akan jatuh tempo pada 1 September.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby