Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI Anwar Sanusi mengatakan pertemuan pejabat tingkat tinggi Kementerian Ketenagakerjaan se-ASEAN menghasilkan sejumlah kesepakatan terutama dalam merespon perubahan lingkungan strategis global ketenagakerjaan.
“Jadi tadi isu-isu yang kita bahas misalnya komitmen untuk menyelesaikan terkait pekerja anak-anak sampai 2025,” kata dia pada kegiatan pertemuan tingkat Menteri bidang Ketenagakerjaan negara-negara ASEAN ke-26 di Jakarta, Rabu (28/10).
Pada pertemuan itu, lanjut dia, para perwakilan negara ASEAN bidang ketenagakerjaan juga menyoroti persoalan kesehatan dan keselamatan kerja. Tidak hanya itu, perlindungan terhadap pekerja migran juga menjadi topik yang dibahas.
“Kita juga membahas pendidikan vokasional. Jadi, pelatihan vokasional kita butuhkan sekali terutama meningkatkan kompetensi ketenagakerjaan di tingkat ASEAN ,”ujar dia.
Secara umum, pada dasarnya ke depan peluang-peluang ketenagakerjaan terbuka lebar terutama yang berkaitan dengan negara-negara di ASEAN. Sebagai contoh, Jepang yang saat ini membutuhkan tenaga kerja di bidang kesehatan kemudian termasuk pula sektor teknologi informasi di beberapa negara lain.
Oleh sebab itu, Indonesia memiliki peluang mengirimkan tenaga kerja “non blue collar” seperti caregiver. Banyak lanjut usia di Jepang yang membutuhkan tenaga perawat.
“Ada satu yang menurut saya perlu dikembangkan yaitu talenta teknologi. Ya memang ini diinisiasi oleh Singapura, namun ke depan bagaimana ASEAN juga memanfaatkan kesempatan ini,” katanya.
Oleh karena itu, ujarnya, ke depan perlu memproduksi tenaga ahli yang khusus di bidang teknologi informasi. Sebab, sektor tersebut memiliki potensi yang cukup luar biasa untuk masa depan. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin