Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi XI DPR, Hafizs Tohir menyayangkan sikap pemerintah yang dilontarkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution yang menyebut pertumbuhan ekonomi di tahun ini masih bisa mencapai 5,2%.

Pernyataan ini dianggap sangat percaya diri di tengah kerentanan fiskal yang masih menghantui APBN. Dan indikator-indikator lainnya yang kurang mendukung tercapainya di angka 5,2%.

“Melihat kondisi fiskal yang masih ketat, saya tidak yakin laju pertumbuhan ekonomi akan bertumbuh 5.2% seperti yang disampaikan Pak Darmin Nasution,” ujar Hafizs di Jakarta, Kamis (6/10).

Menurut dia, yang paling realistis dan logis pertumbuhan ekonomi di tahun ini hanya mencapai 5,0%. Dan kalau pun digenjot maksimal bisa mencapai 5,1%. Itu pun dengan catatan-catatan khusus.

“Iya kalau pemerintah mau menggenjotnya maksimal tercapai 5.1%. Dengan catatan dan syaratnya, Tax Amnesty bisa disetorkan uang sebanyak Rp165 triliun ke cash ke kas negara,” cetus dia.

Apalagi pemerintah sendiri menargetkan uang tebusan Rp165 triliun itu bukan sampai akhir tahun, melainkan sampai akhir program tax amnesty yaitu hingga 31 Maret 2017.

“Jadi dengan segala indikator yang ada, saya rasa Darmin terlampau over optimis, sementara tidak cukup didukung kondisi-kondisi indikator perekonomian yang terjadi selama ini,” tuturnya.

Sebelumnya kemarin, Darmin menyebutkan pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi di angka 5,2% dapat tercapai, sekalipun Bank Dunia mengkoreksi lebih rendah 0,1%.

“Ya biarkan saja (proyeksi Bank Dunia) turun lagi. Kita masih tetap sama tahun ini,” tandasnya.

Berdasarkan komposisi penopang pertumbuhan, kata Darmin, lebih didukung oleh konsumsi rumah tangga. Selain faktor penopang lainnya berasal dari peningkatan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI).

“Karena FDI itu kan umumnya di sektor infrastruktur. Sektor-sektor lainnya ada, tapi paling banyak infrastruktur. Itu yang membuat pemeeintah optimis,” tutur Darmin.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka